Putraindonews.com – Jakarta | Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama meminta Pemerintah Indonesia untuk mengangkat pentingnya monitoring sebagai bentuk antisipasi dampak buruk flu burung pada manusia selagi jadi pemimpin dalam Keketuaan ASEAN 2023.
“Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengharapkan agar semua negara (tentunya juga negara kita) memonitor virus flu burung ini dan deteksi awal kasus pada manusia, dan tentu analisa mendalam laboratorium untuk kemungkinan evolusi virus,” kata Prof Tjandra di Jakarta, Rabu (19/7).
Prof Tjandra menuturkan peningkatan kasus flu burung sebaiknya dijadikan momentum untuk menjalin kerja sama dan lintas sektor dalam membangun sistem satu sehat (one health) di kawasan Asia Tenggara.
Hal itu merujuk pada pernyataan WHO terkait wabah flu burung yang sedang berlangsung pada hewan menimbulkan risiko pada manusia (ongoing avian influenza outbreaks in animals pose risk to humans) pada Rabu (12/7).
Selain WHO, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Organisasi Kesehatan Dunia untuk Hewan (WOAH), juga sependapat bahwa koordinasi dalam dunia kesehatan harus segera diperkuat, karena flu burung yang normalnya hanya menyebar di antara unggas, sekarang dilaporkan telah terjadi penularan pada mamalia.
“Ini menjadi semacam alarm kemungkinan penularan ke manusia. Juga disebutkan bahwa sebagian mamalia dapat menjadi semacam mesin pencampur (mixing vessels), sehingga sang virus influenzanya akan berubah menjadi lebih berbahaya dan atau lebih mudah menular, baik ke hewan maupun ke manusia juga nantinya,” kata Guru Besar FK-UI itu. Red/HS