Pemerintah Arab Saudi Investasi ke Pakistan Capai $25 Miliar

Putraindonews.com – Islamabad | Pemerintah Arab Saudi akan berinvestasi hingga 25 miliar dolar AS di Pakistan selama dua hingga lima tahun ke depan di berbagai sektor, kata Perdana Menteri sementara Pakistan Anwaar-ul-Haq Kakar pada Senin (4/9/2023), seraya menambahkan bahwa pemerintahnya juga akan menghidupkan kembali proses privatisasi yang terhenti.

Negara Asia Selatan itu sedang memulai jalan yang sulit menuju pemulihan ekonomi di bawah pemerintahan sementara setelah program pinjaman sebesar tiga miliar dolar AS, yang disetujui oleh Dana Moneter Internasional (IMF) pada Juli, berhasil menghindari gagal bayar (default) utang negara.

BACA JUGA :   Masuk Peringkat 5 Besar Dunia, Cakupan Vaksinasi Indonesia Capai 166.65 Juta

Kakar, berbicara kepada wartawan di kediaman resminya, mengatakan investasi Arab Saudi akan dilakukan di sektor pertambangan, pertanian dan teknologi informasi, dan merupakan bagian dari dorongan untuk meningkatkan investasi asing langsung di Pakistan.

Belum ada tanggapan segera terhadap permintaan Reuters kepada pemerintah Arab Saudi untuk mengomentari pernyataan Kakar.

Jika hal ini benar, maka serangkaian investasi senilai 25 miliar dolar AS akan menjadi yang terbesar yang pernah dilakukan kerajaan tersebut di Pakistan.

Sebagai sekutu lama Riyadh, Pakistan sedang menghadapi krisis neraca pembayaran dan membutuhkan miliaran dolar devisa untuk membiayai defisit perdagangannya dan membayar utang internasionalnya pada tahun keuangan saat ini.

BACA JUGA :   Presiden Jokowi Dorong Optimalisasi Kerja Sama RI-Bangladesh

Kakar tidak merinci proyek-proyek yang sedang diincar oleh Riyadh untuk investasi, namun bulan lalu Barrick Gold mengatakan pihaknya terbuka untuk mendatangkan dana kekayaan Arab Saudi sebagai salah satu mitranya di perusahaan emas Reko Diq Pakistan dan tambang tembaga.

Cadangan mineral Pakistan yang belum dimanfaatkan secara konservatif bernilai sekitar enam triliun dolar AS, kata Kakar, yang pemerintahannya dimaksudkan untuk mengawasi pemilu nasional yang dijadwalkan pada November, namun diperkirakan akan tertunda selama beberapa bulan. Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!