***
Putraindonews.com – Bali | Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan akan mendorong pembahasan krisis Ukraina dalam 144th Inter-Parliamentary Union (IPU) Assembly & Related Meetings yang diselenggarakan pada 20-24 Maret 2022 di Nusa Dua, Bali. Sebagai President of Assembly pada IPU ke-144, Puan menyatakan akan mengajak Majelis sidang IPU membicarakan resolusi konflik antara Rusia dan Ukarina.
“Parlemen perlu lebih terlibat dalam pembahasan isu-isu internasional. Peran Parlemen diperlukan untuk memberi dukungan kepada kesepakatan internasional termasuk pada isu perdamaian dan keamanan internasional yang juga menjadi perhatian karena dunia belum sepenuhnya terbebas dari konflik,” kata Puan.
Hal tersebut disampaikannya jelang pembukaan IPU ke-144 di Bali International Convention Centre (BICC) Nusa Dua, Sabtu (19/3/2022).
Menurut Puan, parlemen dapat berperan untuk membangun kepercayaan dan bisa menjadi jembatan dalam mengurangi perbedaan antar negara.
“Kita akan berdiskusi soal aksi penting mengenai Ukraina. Kami akan menyerukan agar perang di Ukraina dapat segera dihentikan dan dilakukan gencatan senjata,” ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Puan pun menyatakan IPU ke-144 akan ikut berpartisipasi agar konflik antara Rusia dan Ukraina diselesaikan dengan dialog dan diplomasi.
“Selain itu, kata Puan, IPU ke-144 akan mendorong agar akses kemanusiaan kepada rakyat sipil dapat terjamin”.
“Agar para pihak menghormati hukum interasional, Piagam PBB, dan integritas teritori suatu negara diteguhkan,” tegas perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Puan sebelumnya sempat mengingatkan pentingnya Piagam PBB dalam resolusi konflik antara Rusia dan Ukarina. Piagam PBB sendiri bertekad untuk menyelamatkan generasi mendatang dari bencana perang.
Piagam PBB juga menuntut agar anggotanya menerapkan toleransi dan hidup bersama dalam perdamaian satu sama lain. Tak hanya itu, Piagam PBB pun mengamanatkan anggotanya menerima prinsip dan cara bahwa kekuatan bersenjata tidak seharusnya digunakan.
“Negara-negara PBB punya kewajiban untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia,” ucap Puan.
Lebih lanjut, mantan Menko PMK itu bersyukur karena 9 warga negara Indonesia yang sempat tertahan di Chernihiv, Ukraina, akhirnya sudah dapat dievakuasi. Chernihiv menjadi salah satu wilayah pusat konflik antara Ukraina dan Rusia.
“Kita perlu mengucap syukur karena 9 saudara kita telah berhasil keluar dari lokasi pertempuran yang cukup sengit antara militer Ukraina dan Rusia di Chernihiv,” sebutnya.
Sebanyak 9 WNI ini bersembunyi di sebuah pabrik selama 22 hari di Chernihiv dan sulit dievakuasi karena perang yang memanas. Tak berselang lama dari proses evakuasi, pabrik itu luluh lantak dijatuhi bom.
“Kami mengapresiasi semua pihak yang membantu evakuasi 9 WNI sehingga mereka bisa keluar dari kondisi bahaya,” ungkap Puan.
Oleh karena itu, cucu Proklamator RI Bung Karno ini menekankan perlunya IPU membahas krisis Ukraina secara serius. Menurut Puan, sikap parlemen dunia akan membawa semangat perdamaian internasional.
“Langkah dialog dan gencatan harus menjadi topik utama karena banyaknya korban tewas akibat konflik Rusia dan Ukraina,” tutupnya. Red/Ben
***