Putraindonews.com – selasa 10 Januari 2017, Pasca prosesi pelantikan 160 pejabat eselon III Pemerintah Kota Tangerang Selatan terjadi kericuhan.
Seorang pejabat yang diduga kesal karena posisi jabatannya tidak “dilirik” mencoba membuat keonaran hingga memancing emosi sejumlah orang, termasuk atasannya.
Insiden terjadi tak lama setelah prosesi penyematan lencana, dan ucapan sambutan dari Walikota Airin Rachmi Diany dan Wakil Walikota Benyamin Davnie.
Fenomena yang terjadi Pasca pelantikan tersebut mendapat perhatian dari masyarakat luas, salah satunya dari MASYARAKAT PEMERHATI KORUPSI yang menyampaikan bahwa apa yang sebenarnya terjadi di Kota Tangerang Selatan adalah sebuah cermin dari sistem Baperjakat yang tidak berbanding lurus dengan kompetensi dan jenjang karier di Pemerintahan Daerah Kota Tangerang Selatan.
Secara Spontan bisa saja terjadi hal-hal yang demikian ini adalah ekspresi dari apa yang menjadi ekspektasi, bagusnya hal demikian terjadi di Lingkungan Pemerintahan dengan tingkat Intelektuallitas yang tinggi sehingga dampak Psikologis dari apa yang menjadi harapan masih dapat diolah oleh nalar dan intelektual.
Hal demikian menjadi CATATAN PENTING !!! bagi seluruh pejabat yang menangani masalah mutasi serta Promosi ini dan tentunya Menjadi Pekerjaan Rumah untuk Ibu Walikota yang notabennya baru saja menjabat untuk periode yang kedua.
@mapikor