***
Putraindonews.com – NTT | Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (PIKI NTT) menyelenggarakan seminar nasional pendidikan dengan Tema “Mengkonstruksi Kualitas Pendidikan menuju Indonesia Emas 2045”.
Seminar yang berlangsung di Gedung GMIT center Kupang ini menghadirkan Para Pakar/Ahli Pendidikan Indonesia dan NTT. Seminar ini dihadiri oleh para Akademisi dari berbagai Universitas di kota kupang, TTS dan TTU, para Kepala Sekolah SMA, SMK, SMP sekota kupang, Pimpinan Lembaga Kemahasiswaan, Pimpinan OKP, Kelompok Cipayung, para Praktisisi dan Pemerhati Pendidikan di Kota Kupang kurang 300 orang yang memenuhi Aula GMIT Center Kupang, 19 Maret 2023.
Seminar yang dibuka secara Resmi oleh Prof. Ir. Frans Umbu Datta, . M.App, Sc, PhD. Ketua Dewan Pertimbangan PIKI NTT Juga Mantan Rektor Undana 2 Periode ini menghadirkan Para Pakar/Ahli Pendidikan Indoonesia dan NTT sebanyak 16 Orang Narasumber/Pembicara.
Kajian utama thema oleh 2 orang Guru Besar Ahli Pendidikan Prof. Dr. (HC) Willy Toisuta, PhD dan Prof. Slamet HP, MA, M.Ed, ML.HR, MA, PhD. Guru Besar Universiras Negeri Yogjakarta yang secara khusus mengkaji aspek Politik Pendidikan, Budaya Mutu dan Daya Saing Pendidikan.
Selain itu 14 orang Pakar dengan Aspek kajiannya masing-masing :
1. Harapan dan Tantangan Kepemimpinan Transformatif dalam mewujudkan Pendidikan yang bermutu, Oleh Prof. Ur. Frans Umbu Datta, M. App, Sc. PhD ,
2. Kajian thema dari Perspektif Kesehatan Anak Neorosins dalam Pendidikan Oleh Prof. Dr. drh. Maxs Sanam, M. Sc. Rektor Undana.
3. Kontribusi Dunia Usaha dalam meningkatkan Kualitas Pendidikan NTT Menuju Generasi Emas 2045, Oleh Ir. Abraham Paul Liyanto, SENATOR/ KETUA DPP PIKI.
4. Capacity Building syatem Persekolahan dan Ekosistem Pendidikan, Oleh Dr. Ir. Karolus Karni Lande, MBA, Direktur Asia-Fasifik RINA, Ahli Manajement System.
5. Strategi Pengembangan Kualitas SDM Menuju Indonesia Emas 2045, Oleh Dr. Dede Yusuf, M.E. ST. M.I.Pol. Pimpinan Komisi X DPR RI (Berhalangan hadir krn ada tugas mendadak’ tapi telah mengirimkan materinya kepada Panitia).
6. Mengkonstruksi Pendidikan Karakter, Moral dan Spiritual Anak menuju Generasi Emas 2045. Oleh Pdt. Dr. Merry Kokimon, M. Th, Ketua Sinode GMIT (Berhalangan hadir tapi telah mengirimkan Materi tertulisnya kepada Panitia)
7. Tantangan Implementasi Standart Nasional Pendidikan dan Manajemen Mutu Sekolah Unggul. Oleh Dr. Fredik Kande’ M. Pd Mantan Rektor Untrib.
8. Menakar Hukum Publik di bidang Pendidikan Menuju Generasi Emas. Oleh Dr. Umbu Lily Pekuwali, Akademisi FH Undana
9. Perspektif Pendidikan Inkkusi/Pendidikan rama Anak dan Persoektif HAM Oleh Ekoningsi Lema’ M. Si Aktifis Perempuan /Ketua Perempuan GMIT.
10. Perspektif Teknologi Pendidikan dalam mewujudkan Generasi Emas 2045 Oleh :
– Agust Maniyeni’ M. Pd.
– Dr. Yetursance Manafe, MT
– Dr. Dedy Lasfeto, MT
11. Menemukan Anak Cerdas dan Pola Asuh Anak di era Digital. Oleh Dr. David Natun, M.Pd.
Praktisi Pendidikan.
Dalam celah-celah Seminar Nasional ini, media putraindonews.com berhasil mewawancarai khusus Ketua DPD PIKI NTT Drs. Alexander Ena, M.Si .
Ketika ditanya apakah Kegiatan Seminar Nasional Pendidikan ini merespons Kebijakan Gubernur NTT masuk Sekolah Jam 5 pagi? Dengan TEGAS Alex (nama sapaan akrabnya) menjawab bahwa tidak ada kaitan atau hubungan antara kebijakan Gubernur dengan Seminar ini.
Seminar ini adalah Program PIKI sebagai Organisasi Inteligensia Kristen yang memiliki tanggungjawab moral terhadap berbagai aspek pembangunan di NTT termasuk dibidang Pendidikan.
PIKI NTT akan memberikan sumbangan pemikiran dan gagasan terhadap berbagai prsoalan Pembangunan kepada Pemerintah NTT , Gereja dan Masyarakat.
Lebih lanjut Mantan Anggota Majelis Sinode GMIT 2 Periode ( 1999-2007) ini menjelaskan bahwa tahun 2023 ada 6 kegiatan besar yang akan dilaksanakan oleh PIKI NTT, kita sdh memulai di Bidang Pendidikan dengan kegiatan Seminar Nasional hari ini. Masih ada 5 kegitan yang harus dilakukan tahun ini,
Bidang Kesejahteraan (Pertanian, Peternakan, Perikanan Kelautan dan Kehutanan). Bidang Ekonomi, Bidang Hukum dan HAM, Bidang Kesehatan, Bidang Gereja dan Bidang Politik, kata Mantan Dosen senior FKIP UKAW (1990-2020) baru minta pensiun dini tahun 2020 yg lalu.
Selanjutnya Alex menjelaskan Masalah Pendidikan di NTT sangat Konpleks dan rumit. BPS merilis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2022, NTT berada di rengking 32 dari 34 Provinsi di Indonesia dengan nilai 65, 90 %. Hanya selisi 0,1 % dengan Papua Barat yg berada di urutan ke 33 dari 34 Provinsi dengan nilai 65’89 % . Kalau Pemerintah Provinsi tidak serius memperhatikan Pendidikan NTT maka kita bisa tergeser ke urutan ke 33 atau 34 dari 34 provinsi.
Untuk itu NTT harus mempunyai Grand Design Strategi Pendidikan NTt Menuju indonesia Emas 2045.
PIKI NTT siap membantu Pemerintah Provinsi untuk menyusun Grand Design , Roadmap dan Tata Kelolah Pendidikan NTT karena PIKI punya sumber daya manusia memadai dan siap untuk itu. Ada 12 Orang Guru Besar/Profesor dan 42 Orang Doktor dari berbagai disiplin ilmu yang ada di PIKI NTT baik itu di Dewan Pertimbanga, Dewan Pakar dan Dewan Pimpinan Daerah.
Selanjutnya Mantan Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD NTT ini menjelaskan bahwa Seminar hari ini merupakan langkah awal dari kiprah PIKI di NTT untuk melakukan hal-hal Strategis sebagai organisasi Pemikir dan Penggagas.
Setelah mendengar penjelasannya, awak media semakin penasaran karena tidak sedikitpun menyinggung soal Kebijakan Gubernur NTT yang menghebohkan Indonedia itu.
Apakah PIKI tidak Peduli atau tidak peka terhadap keresahan masyarakat terhadap kebijakan Gubernur masuk sekolah jam 5 pagi?
Alex menjelaskan bahwa para Narasumber yang akan bicara hari ini adalah para ahli Pendidikan, baik itu ahli dibidang Kebijakan Pendidikan, Ahli dibidang Manajemen Pendidikan, Kepemimpinan Pendidikan, Ahli di bidang Teknologi Pendidikan, dan Ahli dibidang Evaluasi Pendidikan.
Jadi biar merekalah yang berpendapat, apakah ada korelasi/hubungan antara masuk sekolah jam 5 pagi dengan mutu atau kualitas pendidikan NTT ? Biar ahli yang jawab kalau itu diangkat diforum Seminar ini.
Setelah didesak terus tentang sikap PIKI NTT terkait masalah ini akhirnya Nantan Ketua KNPI NTT ini menjawab, kalau anda terus meminta saya untuk memberikan tanggapan dan pandangan saya tantang kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi, maka saya ingin menyampaikan bahwa ini sebuah Kebijakan dengan tujuan yang baik tapi caranya yang KELIRU .
Ada 2 alasan mengapa saya katakan ini kebijakan yang keliru :
– Yang pertama’ Mengatur jam Sekolah bukan Tugas Gubernur dan Kepala Dinas, tetapi itu adalah tugas Kepala Sekolah. Tugas Gubernur adalah Menetapkan Kebijakan-Kebijakan Strategis dalam berbagai bidang Pembangunan termasuk dibidang Pendidikan.
– Yang Kedua, Menetapkan atau memili 2 Sekolah itu saja sudah keliru,.Contoh memilih SMA NEGERI 6 KUPANG. SMA 6 itu Siswanya dari Kel. Fatukoa, Kel. Naioni, Kel. Belo, Desa Oelomin, Desa Tunfeu, Desa Bismarak dan Desa Obeng. Siswanya diatas 70 % anak2 Petani. Datang ke sekolah berjalan kaki, naik pic up, dll..
Maksud dan tujuan Gubernur itu baik yakni untuk meningkatkan Kualitas Pendidikan NTT, tapi caranya keliru.
Selanjutnya Korwil Pemenangan Pemilu Bali, NTB, NTT DPP Perindo ini menyatakan bahwa jika suatu Kebijakan Publik diambil dengan tidak melakukan kajian akademis secara matang pasti usianya hanya seumur jagung. contoh : Pernah NTT dihebokan dengan Kebijakan Gubernur bagi ASN yang masuk kantor terlambat diberi sanksi dengan memakai ROMPI ORANGE, begitu juga kebijakan ENGLISH DAY, setiap hari selasa atau rabu setiap ASN dan tamu Pemprov harus berbahasa Inggris. Bagaimana dg nasip kedua kebijakan itu?
Kebijakan-kebijakan itu sangat baik tapi dilakukan tampa ada kajian matang sehingga usinya hanya seumur jagung.
Untuk itu saya sarankan jika mengeluarkan suatu kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan publik harus di kaji secara matang dan melibatkan Para pakar utk memberikan pikiran-pikirannya sehingga tidak mendapat hujatan dari masyarakatnya sendiri. Karena sehebat-hebatnya manusia pasti ada kekurangannya, itu kodrat ucap Alek Ena. Red/HS
***