Putraindonews.com, Sulsel – “SD Inpres Banta-Bantaeng 1, mengucapkan selamat Hari Kunjung Perpustakaan.” Ajak Hj Baena, S.Pd, M.Pd, Kepala UPT SPF SD Inpres Banta-Bantaeng kepada murid-muridnya.
“Salam literasi!” Jawab anak-anak yang berada di dalam Perpustakaan “Ceria” sambil mengangkat buku yang mereka pegang.
Sabtu, 14 September 2024, di sekolah yang berada di Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar ini memang terasa beda. Anak-anak tak hanya memenuhi Perpustakaan “Ceria” SD Inpres Banta-Bantaeng 1 untuk membaca. Namun juga duduk lesehan di teras depan kelas beralaskan karpet plastik, sambil membaca buku.
Sebagian anak malah ada yang membaca buku di gazebo bersama teman-teman sekelasnya. Bahkan beberapa orangtua yang tengah menunggu anaknya yang lagi belajar, juga membaca buku.
Sabtu ini, bertepatan dengan Hari Kunjung Perpustakaan. Berkaitan dengan itu, sebelumnya, pustakawan Tulus Wulan Juni, membagi pesan dan ajakan “Serentak Membaca” di grup WhatsApp Pemustaka Dinas Perpustakaan Kota Makassar. Ajakan serentak membaca itu diadakan di berbagai jenis perpustakaan di Kota Makassar.
Kampanye membaca serentak itu bertajuk MAKASSAR MEMBACA BUKU SERENTAK, Sabtu, 14 September 2024 mulai pukul 09.00 Wita. Dalam postingan yang sama disampaikan Selamat Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca Nasional 2024.
Hartina, pustakawan pada Dinas Perpustakaan Kota Makassar, hadir di SD Inpres Banta-Bantaeng 1 untuk menyaksikan secara langsung pelaksanaan Hari Kunjung Perpustakaan tersebut. Hartina mengatakan, ada sekira 50 perpustakaan sekolah, kelurahan dan kecamatan yang mengadakan gerakan serupa.
Sebagai informasi, disampaikan bahwa terdapat 47 perpustakaan pada tingkat SD dan SMP yang sudah terakreditasi. Salah satu perpustakaan itu adalah Perpustakaan “Ceria” SD Inpres Banta-Bantaeng 1.
Hj Baena mengenang proses pembenahan perpustakaan sekolahnya saat berbincang dengan Hartina, dan Rusdin Tompo, penulis buku yang juga merupakan pegiat literasi. Rusdin Tompo merupakan salah satu jejaring dan stakeholder sekolah.
Awalnya, cerita Hj Baena, perpustakaannya dianggap tidak layak, tapi kemudian mendapat pembinaan dan pendampingan dari Dinas Perpustakaan Kota Makaasar. Setelah Program Sentuh Pustaka, lalu ada pembenahan. Atas kerja keras dan kesungguhan dari semua warga sekolah, akhirnya Perpustakaan “Ceria” mendapat akreditasi A.
Hartina mengatakan, perpustakaan itu bukan cuma koleksi dan fasilitas, tapi juga kegiatan-kegiatannya. Baena menambahkan, di sekolahnya ada jadwal kunjungan perpustakaan yang dibuat, lalu dilihat hasil yang dicapai dari kunjungan tersebut.
Anak-anak sebagai pemustaka, tambah Baena, kerap diajak ngobrol, semacam survei tentang apa yang dibaca dan buku-buku kesukaan mereka. Orangtua yang tengah menunggu anaknya juga diajak membaca buku daripada waktu mereka terbuang percuma, sekadar bermain medsos.
Rusdin Tompo mengapresiasi gerakan MAKASSAR MEMBACA BUKU SERENTAK ini yang dinilai positif. Budaya kegemaran membaca, menurutnya, harus terus dikampanyekan.
Guru-guru dan pustakawan terlihat menyemangati anak-anak membaca. Anak-anak memilih buku bacaan sesuai kedukaannya. Elfania, murid kelas 4A, misalnya membaca buku My English, karena ia suka bukunya, yang sederhana dengan sampul dan ilustrasi menarik. Red/HS