Putraindonews.com – NTT | Kisah piluh datang dari petani Komi Katto, Desa Loko Kalada, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Para petani ini dihantui rasa cemas lantaran bendungan yang mengairi sawah puluhan hektar berakhir roboh.
Setelah runtuh, petani mulai berpikir bagaimana caranya agar air dari bendungan Libbu Lawora tetap mengalir di irigasi, atas tekad yang sama petani menutup bendungan dengan menutup yang rubuh menggunakan kayu dan bambu. Minggu (6/8).
“Iya jembatannya rubuh, karena takut padi tidak dapat air, kami petani kompak sudah kasih bendiri kayu trus palang dengan bambu supaya airnya tetap jalan di irigasi,” ucap Melkianus Paila (40) kepada Putraindonews saat ditemui di bendungan sore tadi.
Rata-rata umur pada petani satu bulan lebih ini tentu membutuhkan air yang stabil agar pertumbuhannya tetap bagus. Petani berharap agar bendungan darurat itu tidak rubuh, jika hujan tiba, secara otomatis banjir akan melahap habis penahan darurat ala petani.
“Semoga saja tidak hujan besar, kalau hujan besar pasti banjir sudah dan kayu-kayu dan bambu yang kami pasang akan terbawa air,” tandasnya.
Melkianus berharap, agar pemerintah bisa melakukan perbaikan kembali demi kesuksesan para petani dalam menggarap sawah mereka.
“Kita hanya berharap saja, biar pemerintah bisa perbaiki ini bendungan, dan kalau kerja harus kerja dengan baik agar tidak mudah rubuh,” harapnya dengan penuh semangat.
Semoga harapan petani ini bisa direspon baik oleh pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya untuk kemandirian pangan masyarakat Sumba Barat Daya, Petani Sukses, SBD juga sukses. Red/Nov