***
putraindonews.com – Bekasi | Al Multazam grup adalah Travel Haji dan Umroh serta wisata, berdiri sejak tahun 1999. Membawahi 3 Tours and Travel yaitu At Tayibah, Risma dan Arsy. Dengan sistem waralaba kini telah memiliki puluhan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dari 32 cabang, 2 bulan terakhir berkembang pesat dengan penambahan 30 cabang dari Risma Tours and Travel, dan tambahan 32 cabang At Tayibah Tours and Travel. Dengan modal Rp.25.000.000,- bisa bergabung menjadi mitra di Al Multazam grup. Untuk wisata ada 120 negara yang bisa di kunjungi para wisatawan.
Biaya perjalanan umroh ditawarkan sekitar Rp.26.000.000,- selama 9 hingga 12 hari. Biaya haji reguler/ pemerintah Rp.30.000.000,- dan ONH Plus sekitar Rp.178.000.000,- hingga Rp.183.000.000,-
” Kami juga melayani privat umroh, hanya satu jamaah saja dengan biaya Rp.170.000.000 selama 20 hari,” ujar Riski Sembada, SP, SE,ME selaku CEO Al Multazam grup di dampingi Brigjend DR.Drs.Bestari MSc.MSi selaku Ketua Dewan Penanggungjawab Al Multazam Grup, ketika ditemui di kantornya Kompleks Emeral Blok UC, No. 12 Summarecon Bekasi Barat Senin malam (18/04/2022).
” Di Travel kami ada 2 jenis cara melakukan pembayaran yaitu secara tunai dan pembayaran dengan cara menabung di rekening pribadi bekerjasama dengan pihak bank melalui Tahapan Haji Umroh Berencana. Tabungan tak bisa ditarik akan di hold oleh bank hanya bisa ditarik untuk pembayaran Haji dan Umroh saja,” paparnya.
” Di Al Multazam grup, tiket sudah kami booking begitupun dengan visa, kami punya provider sendiri. Jadi tidak ada istilah cari jamaah dulu baru cari tiket dan tak ada keterlambatan karena semua sudah ready. Travel kami sudah terskema, terstruktur dan terorganisir. Memiliki cabang di daerah- daerah jadi mudah mengurus administrasi,” ungkapnya.
” Travel yang kami kelola bukan semata- mata bisnis namun kami mengutamakan syiar dan dakwah, mengajak kaum muslimin ke Baitullah, mencari solusi terbaik untuk memberangkatkan mereka. Target riil kami memberangkatkan jamaah sekitar 7000 hingga 15.000 orang/ tahun,” imbuhnya.
Ketika di tanya tentang tantangan di bidang Travel, Ustadz Rizki mengatakan butuh kesabaran dan kejujuran. Ketika sudah mendapat banyak jamaah tentunya akan banyak endapan uang di rekening, kita harus sadar bahwa itu bukan milik kita melainkan milik jamaah dan benar- benar digunakan untuk kepentingan jamaah bukan untuk kepentingan pribadi.
“Sejak masa pandemik ada kenaikan harga namun tak mengurangi minat masyarakat untuk berangkat haji dan umroh karena ini benar- benar panggilan hati. Tidak hanya bagi orang yang mampu namun Allah SWT memampukan hambanya. Realita banyak yang berangkat haji dan umroh bukan orang kaya tapi ketika ada niat, Allah SWT memampukan mereka berangkat ke Baitullah,” ujarnya.
“Harapan kami pada pemerintah, tolong kawal dan dampingi kami dalam penyelenggaraan haji dan umroh, karena kini beredar rumor penyelenggaraan haji dan umroh akan diambil alih oleh pemerintah. Banyak pula pebisnis non muslim yang mulai melirik bisnis travel Haji dan umroh, hal- hal ini yang harus dijaga oleh pemerintah karena ini masalah ibadah bukan sekedar jalan- jalan”.
Pemerintah harus tegas membuat peraturan agar non muslim tidak berinvestasi di bidang usaha Travel Haji dan umroh karena mereka tak faham tentang seluk beluk ibadah Haji dan umroh. Kemudian harapan kami pada kaum muslimin penyelenggara Haji dan Umroh, mari kita lakukan kaidah- kaidah bisnis dengan kejujuran dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk jamaah yang akan menuju Baitullah memenuhi panggilan Allah SWT,” pungkasnya. Red/Lina
***