***
Putraindonews.com – Jakarta | Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi meningkatkan status Gunung Dempo,Sumatera Selatan, ke level waspada. Masyarakat diminta mewaspadai potensi terjadi erupsi freatik.
“Iya potensi ancaman bahayanya seperti itu, tapi kita meminta warga jangan panik karena masih ada tingkatan level selanjutnya,” kata Kepala Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori ketika dimintai konfirmasi.
Dari data Badan Geologi Kementerian ESDM yang diterima putraindonews.com potensi ancaman bahaya di Gunung Dempo saat ini adalah erupsi freatik menghasilkan abu dan hujan lumpur serta embusan gas vulkanik konsentrasi tinggi yang sebarannya terbatas di sekitar kawah atau puncak.
Erupsi freatik bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului oleh gejala peningkatan yang jelas. Radius terdampak material jatuhan bisa mencapai 1 km dari kawah, serta aliran lumpur ke arah 2 kilometer sektor utara searah bukaan kawah.
Hasil pemantauan visual dan kegempaan Badan Geologi menunjukkan, dengan adanya kenaikan aktivitas, Gunung Dempo dinaikkan dari Normal (Level I) menjadi Waspada (Level II). Peningkatan tersebut terhitung sejak tadi pagi sekitar pukul 10.00 WIB, tadi pagi.
“Memperhatikan surat Badan Geologi Kementerian ESDM tentang Peningkatan Status Gunung Dempo dari Normal Level I menjadi Waspada Level II, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan mempersiapkan langkah langkah antisipasi melalui penyiapan personel dan peralatan,” katanya.
Dalam tingkat aktivitas Waspada (Level II) tersebut, masyarakat, baik pengunjung atau wisatawan maupun pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas. Selain itu, dilarang mendekati area dalam radius 1 km dari kawah serta arah bukaan kawah sejauh 2 kilometer ke sektor utara Gunung Dempo.
“Kepada masyarakat sekitar radius terdekat Gunung Dempo untuk sementara harap selalu waspada dan hati hati dan memperhatikan informasi yang yang resmi dari Pemerintah serta tidak panik secara berlebihan dengan selalu memperhatikan imbauan dari Pemerintah setempat atau Instansi Resmi lainnya serta pemerintah setempat untuk menutup jalur untuk aktivitas pendakian,” sambungnya.
Dia juga meminta 3 kabupaten terdekat, yakni Pagar Alam, Lahat, dan Empat Lawang, dapat mempersiapkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana.
“Diharapkan Pemerintah Kota Pagar Alam, Kabupaten Empat Lawang dan Kabupaten Lahat untuk dapat meninjau kembali rencana kontingensi untuk menyesuaikan kondisi lapangan sesuai kondisi aktual yang ada seperti jalur evakuasi atau titik pengungsian serta mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung seperti tenda dan peralatan sanitasi, atau membuat atau memperbaharui rencana kontingensi yang sudah ada,” ungkapnya. Red/Ben
***