Putraindonews.com – Sulsel | “Ibu-ibu, Kepala Sekolah PAUD ini merupakan orang-orang pilihan. Itu karena tidak semua sekolah diundang dalam kegiatan FGD Perwali Kota Makassar tentang Muatan Lokal PAUD” terang Masdir, S.Pd.,M.Pd, Kepala Bidang PAUD DIKMAS Dinas Pendidikan Kota Makassar.
Masdir menyampaikan itu kepada para Kepala Sekolah PAUD dari berbagai kecamatan di Kota Makassar. Mereka merupakan peserta fokus grup diskusi di TK Teratai UNM, Jl Bontolangkasa (kampus Pasca Sarjana UNM), Rabu, 25 Oktober 2023.
Masdir menyebut kegiatan itu sebagai momen langka. Karena baru pertama kali para Kepala Sekolah PAUD diundang mendiskusikan regulasi muatan lokal yang akan diberlakukan di Kota Makassar.
Sebenarnya, lanjut Masdir, para guru di PAUD sudah melakukan aktivitas dengan muatan lokal. Hanya saja, belum punya payung hukum yang dijadikan pedoman bersama kurikulum muatan lokal tersebut.
Dalam pembelajaran muatan lokal, nantinya, dapat dilakukan dengan cara mengunjungi tempat-tempat bersejarah, seperti Benteng Somba Opu, menyaksikan prosesi dan atraksi budaya, atau kegiatan lain dalam bentuk outing class.
“Sekolah PAUD bisa menggunakan anggaran Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) PAUD untuk melaksanakan kurikulum muatan lokal tersebut,” papar Masdir.
Acara FGD Perwali Kota Makassar tentang Mulok PAUD ini berlangsung dua hari, tanggal 25-26 Oktober 2023. Hari pertama menampilkan narasumber Drs Chaeruddin Hakim, M.Pd dan Rusdin Tompo. Pada hari kedua menghadirkan Dr Thamrin Paelori dan Yasmain Gasba, S.Pd, M.Pd.
Hadir dalam acara ini, antara lain Jasri, S.Pd, M.Pd, Kepala Seksi Pengembangan Peserta didik PAUD DIKMAS, Ambo Ako, S.Pd, M.Si, penilik, dan Ira Amelia, staf PAUD, moderator kegiatan ini, yakni Sirajuddin Emba, S.Sos, M.Si.
Rusdin Tompo, pegiat literasi yang kerap terlibat dalam penyusunan Perda, mengatakan dirinya menambahkan beberapa bagian penting pada draf yang ada. Bagian itu berkaitan dengan peran serta masyarakat dan pendanaan. Menurutnya, aspek peran serta masyarakat akan jadi legitimasi pelibatan pekerja seni, budayawan, dan stakeholder terkait dalam pembelajaran muatan lokal di PAUD.
Chaeruddin Hakim, penulis buku “Kitab Kelong Makassar” dan “Tafsir Kelong”, banyak memberikan pengayaan wawasan seputar budaya Makassar kepada peserta. Menurutnya, masih butuh perspektif psikologi untuk penguatan materi muatan lokal dalam rancangan Perwali Kota Makassar ini.
Pemikiran dan pengalaman peserta FGD sebagai pendidik sangat dibutuhkan demi penyempurnaan draf Perwali tersebut. Sehingga dibentuk kelompok-kelompok pada sesi diskusi agar peserta lebih intens membahas bagian lampiran dari Perwali.
Ada 2 lampiran Perwali. Lampiran I, berisi kerangka dasar dan struktur kurikukum yang di dalamnya memuat materi penerapan pembelajaran untuk masing-masing tingkatan usia. Lampiran II, berupa pedoman penilaian.
Perwali banyak merujuk pada penerapan Kurikukum 2013 (K13). Sehingga, masukan dari peserta FGD agar Perwali ini mengakomodasi pembelajaran Kurikukum Merdeka.
Dalam Perwali ada pasal-pasal yang mengatur tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, terkait sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Juga disebutkan tentang struktur kurikulum muatan lokal PAUD yang memuat program-program pengembangan, mencakup 4 hal. Yakni, sejarah kebudayaan, kebudayaan ideal, kebudayaan fisik, dan kebudayaan sosial.
Draf Perwali Kota Makassar tentang Muatan Lokal PAUD ini lebih merujuk pada budaya Bugis dan Makassar. Sebagaimana tercantum pada ketentuan umumnya. Diakui bahwa Perwali ini sangat diperlukan, sebagai dasar hukum, mengingat budaya Sulawesi Selatan itu merupakan identitas dan jati diri kita. Selain itu, perlu diwariskan nilai-nilainya untuk penguatan pendidikan karakter bagi anak-anak sejak usia dini. Red/Umar