Putraindonews.com – Pontianak | Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Kalbar menerapkan tiga strategi mitigasi dan adaptasi dalam menghadapi El Nino agar dampaknya tidak mengakibatkan gagal panen yang dapat berujung pada krisis pangan.
“Komoditi pangan terutama padi yang membutuhkan air akan sangat terdampak dengan fenomena El Nino tersebut. Untuk itu lah dibutuhkan strategi jitu untuk mitigasi dan adaptasi dalam menghadapi El Nino agar dampaknya tidak mengakibatkan gagal panen yang dapat berujung pada krisis pangan,” ujar Kadis TPH Kalbar, Florentinus Anum di Pontianak, Senin (24/7).
Pihaknya menjelaskan bahwa puncak El Nino di Kalbar diperkirakan terjadi di Agustus 2023. Kemudian Kabupaten di Kalbar yang berpotensi terjadi El Nino yaitu Kubu Raya, Mempawah, Ketapang, dan Kayong Utara.
Adapun tiga strategi mitigasi yang sangat mungkin dilakukan petani Kalbar di area pertanian saat El Nino yaitu pertama, memanen air hujan dengan membuat jebakan- jebakan air di lahan maupun di sekeliling lahan pertanian.
“Jebakan air dapat berupa cekungan, seperti embung, sumur,saluran, biopori, bahkan kolam, tergantung kondisi lahan dan jenis tanaman yang diusahakan,”katanya.
Kedua, memberikan bahan organik ke dalam tanah. Menurutnya bahan organik bisa meningkatkan kemampuan tanah untuk memegang air, sehingga lahan tidak mudah kering.
“Upaya menyediakan bahan organik yang paling mudah dan murah adalah dengan mengembalikan sisa biomassa yang tidak terangkut saat panen ke dalam tanah seperti jerami padi,”kata dia.
Ketiga, mengombinasikan pembuatan cekungan untuk jebakan air dengan pemberian bahan organik. Cekungan berupa saluran atau biopori digunakan menampung biomassa sebagai bahan baku bahan organik.
“Ketiga hal di atas langkah – langkah yang bisa dilakukan petani dan kami terus mendorong serta mengawalnya,” jelas dia. Red/RI