Putraindonews.com – Surabaya | Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa motif batik khas Surabaya diminati masyarakat terbukti dari banyaknya pemesanan batik sampai harus dibatasi.
“Pemesanan sampai dibatasi, karena banyak juga batik Surabaya yang dibeli untuk oleh-oleh,” kata Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya Dewi Soeriyawati dalam keterangannya di Surabaya, Jumat (27/10/23).
Dewi menyebutkan, saat ini batik sudah ada di semua wilayah Kota Pahlawan. “Bahkan kami juga sering mengadakan pelatihan untuk batik ini,” katanya.
Selain produk makanan, Dewi mengungkapkan bahwa wisatawan yang berkunjung ke Surabaya juga sering kali memesan batik di Sentra Kriya Gallery (SKG). Para wisatawan tersebut membeli batik khas Surabaya sebagai oleh-oleh.
“Beberapa kali di SKG itu mereka pesan untuk oleh-oleh. Jadi selain makanan, batik itu juga seringkali dibeli, bahkan hotel-hotel pun juga pesan di SKG,” kata Dewi.
Setidaknya terdapat enam motif batik Surabaya yang telah dipatenkan. Keenam motif batik itu adalah Batik Remo Suroboyoan, Batik Sparkling, Batik Abhi Boyo, Batik Gembili Wonokromo, Batik Kembang Bungur dan Batik Kintir-kintiran.
Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mempromosikan batik adalah melalui event dan pameran. Yang terbaru, pemkot bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) menggandeng desainer Gita Orlin membawa batik Surabaya ke ajang Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF).
Gelaran fashion show skala internasional tersebut, berlangsung selama lima hari pada tanggal 25 – 29 Oktober 2023 di Jakarta Convention Center (JCC). Red/HS