Putraindonews.com.BANGKABELITUNG—- Direktur Poltekes Drg. Harindra,MKM akhirnya merespon segala isu yang melibatkan proyek pembangunan gedung poltekes kemarin Kamis (2/3/2017 ), menggelar jumpa pers di gedung Rektorat Poltekes kelurahan Airitam Pangkalpinang.
Terkait tudingan tersebut Harindra menyatakan bahwa ia sebagai putra daerah telah sepenuhnya berjuang atas pelelangan lahan pembangunan itu meskipun terhitung menjabat mulai dari 2015 hingga 2017 ini proses pelelangan belum kunjung selsesai yang kini masih dalam proses pengadilan, alhasil ia menyatakan bahwa pelelangan ini bermasalah dan itu bermula dari pimpinan yang lama.
Tidak hanya mengeluhkan Drg. Harindra juga menyalahkan masyarakat yang tidak mendukung lantaran tidak dipercaya oleh masyarakat Bangka Belitung namun ketika diminta menjelaskan mengapa tidak dipercaya oleh masyarakat ia malah mengalihkan kepada Rizal selaku kepala ULP untuk menjawab atas pertanyaan tersebut.
Ketika diminta untuk menjawab atas pertanyaan wartawan terkait alasan masyarakat tidak mempercayai mereka untuk menangani peroyek lahan itu malah menuding media yang menyebabkan pada akhirnya masyarakat tidak mempercayai pihak mereka untuk menangani pelelangan lahan itu.
“terkait pelelangan lahan tersebut kenapa kami batalkan terhitung tanggal 28 febuari 2017 lantaran karena kami tidak dapat kepercayaan dari publik atas kinerja kami yang disebabkan oleh pemberitaan media hingga 2 kali pelelangan yang menuding kami kong kali kong juga pelelangan tersebut di tutup-tutupi terkait pemberitaan pada tanggal 16 febuari 2017 itu kemudian kalo pelelanganya ditutup-tutupi itu tidak benar karena sudah kita umumkan ke LPSE (layanan pengadaan elektronik) kementrian kesehatan, karena kita mengacu pada prinsip lpse maka kita tidak mengumkan ke publik” Jelas Rizal.
Dalam konfrensi pers itu tidak hanya mempersoalkan proyek senilai Rp 15,6 miliar namun aksi salling klarifikasi antara Drg. Hendra dengan nurhayati,S.KM,M.Kes, terkait tudingam Harindra kepada Nurhayati telah melakukan tindakan diskriminasi penarikan mobil dinas, yang mempengaruhi menyebabkan terhambatnya beberapa kegiatan mahasiswa sehingga mahasiswa dan tidak maksimal.
Sebelumnya Nurhayati swmpat menyatakan kekecewaan atas perlakuan dari Harindra yang merasa telah memperlakukanya dengan tidak adil salah satunya adalah penarikan kendaraan dinas, menurut Nurhayati tidak sesuai dengan prosesdur, dan didalam surat tersebut dinyatakan bahwa Nurhayati di tuding sering tidak ada di tempat saat jam kerja, setelah di cek olehnya tidak ada catatan ketidakhadirannya saat bekerja.
Setelah itu ada lagi surat penarikan dinas ada 2 yang pertama kendaraan yang digunakan oleh ibu Rida dan padahal kedua kendaraan itu sering digunakan untuk kegiatan mahasiswa, karena digunakan untuk kegiatan mahasiswa sering tidak berada di tempat.
“Disitu saya lingkari kata-kata sering tidak di tempat, sering ini apakah ada catatan?, saya telusuri saya tanya sama pak pur, pak apakah ada catatan tentang adanya pernyataan tidak sering di tempat? Pak Pur menjawab tidak ada padahal dalam beberapa hari saya pernah ditugaskan di bangka selatan untuk menyelsaikan MOU rumah sakit dengan dinas kemudian hari Jumat sampai Minggu saya di tugaskankan ke Pongok jadi mobil itu parkir disadai sampai minggu dan Seninnya saya simpan di rumah dan cuma kali ini saya dinas di luar dan itupun hampir semuanya yang punya kendaraan dinas di parkir di luar” Kata Nurhayati.
Merespon peryataan tersebut Harindra lalu angkat bicara untuk menjelaskan apa yang dimaksud Nurhayati itu tidak benar namun terkesan adanya ancaman terhadap Nurhayati.
“Ibu ini kasihan, ibu ini dari luar ,harus tahu dulu wilayahnya, adaptasi dululah, kan dalam pembinaan saya ,kok pangkatnya nga turun kalau ngak saya bela, ngaku nggak?” Tanyanya Herindra.
Lalu Harindra mengungkapkan, ” turun pangkat dia kalau ngak saya tutup dalam kasus beliau, saya melakukan promotif, proventif untuk semua warga jadi saya tidak menuduh tolong pertama jangan dengar kiri dengar kanan ini gawat tahun ini tahun terakhir kita diberi kesempatan untuk membangun kalo ini selesai, jadi kendaraan dinas sudah dikasih, tolong dibaca dulu, kalo beliau saya panggil, saya tegor , teguran pertama saya masuk saya membina semuanya bukan cuma dia, cuma salah tangkap itu asumsi, ngaku kan (sambil bertanya kepada nurhayati) kolong-kolongankan? Saya bela nggak?” Ungkap Drg. Harindra.
Kemudian diakhir jumpa pers Drg. Harindra pun menegaskan bahwa tidak ada perpecahan dalam struktur poltekes hingga saat ini dan Nurhayati pun mengiyakan segala pertanyaan Harindra tersebut, Nurhayati yang juga tidak lagi berkomentar atas penegasan Harindra itu. (Aldi Mapikor)