Putraindonews.com, Sulsel – “Insya Allah, Pak, siap. Semoga Dzafran cepat sembuh karena dia lagi bengkak babi,” kata Suryani kepada Rusdin Tompo, saat anaknya diajak sebagai salah satu pengisi acara “Silaturahmi Dalam Puisi”.
Dzafran, atau nama lengkapnya Muhammad Dzafran Putra Irman, merupakan murid kelas 5 SD Negeri Borong. Dia memang gemar tampil membaca puisi.
Dzafran, kelahiran Makassar, 2 Februari 2014 itu bahkan tercatat pernah juara lomba baca puisi di sejumlah ajang tingkat Kota Makassar. Selain baca puisi, dia juga hobi mewarnai.
Melalui pesan WhatsApp, Rusdin Tompo mendoakan semoga Dzafran diberi kesembuhan oleh Allah Swt. Koordinator Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA Provinsi Sulawesi Selatan itu menambahkan bahwa ia akan membuat puisi khusus, yang akan dibacakan Dzafran secara duet.
Acara “Silaturahmi Dalam Puisi” ini merupakan romantisme sejarah mengenang kedekatan seniman dengan Wali Kota Makassar, periode 1962-1978, Kolonel (Purn) HM Daeng Patompo,. Kegiatan diadakan di Resto Skypond Hotel Karebosi Premier, Jalan Jenderal M Jusuf Nomor 1 Makassar, Sabtu, 2 November 2024.
Rusdin Tompo yang dikenal sebagai pegiat literasi itu juga menjapri Selvi Sari Sukri, ibunda dari Khansa Azzahra. Khansa, kelahiran Barru, 4 Maret 2016, masih duduk di kelas 3 SD Negeri Borong. Khansa mulai belajar membaca puisi saat kelas 2. Selain puisi, anak itu juga suka bernyanyi.
Khansa dan Dzafran sering mengikuti kegiatan pendampingan minat bakat oleh Rusdin Tompo di sekolahnya, yang berada di Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Kedua murid SD ini tentu berjarak generasi dengan para seniman yang hadir. Namun itulah salah satu cara mendekatkan anak-anak pada dunia kesenian.
Mantan Ketua KPID Sulawesi Selatan itu lalu membuat puisi berjudul “Serenade Buat HM Daeng Patompo”. Menurutnya, puisi itu cukup sederhana untuk dibaca oleh anak usia SD.
Dia memang kerap menggunakan pendekatan literasi sejarah untuk mengenalkan sastra kepada anak-anak. Dia juga berkomitmen selalu menghadirkan anak-anak dalam acara-acara pembacaan puisi.
Menjelang acara, Dzafran dan Khansa sudah berada di lantai 20 Hotel Karebosi Premier. Keduanya ditemani orangtua masing-masing. Tak ada rasa ragu, ketika mereka disampaikan bahwa akan jadi penampil di awal acara.
Acara “Silaturahmi Dalam Puisi” ini digagas Asmin Amin, tokoh NGO yang pernah jadi anggota DPR RI. Acara ini diapresiasi Rachmat Endong Patompo, salah seorang anak HM Daeng Patompo.
Pada kesempatan berbicara di hadapan seniman dan undangan yang hadir, Endong Patompo mengungkapkan bahwa dia sangat bahagia hari itu.
Selain membaca puisi, beberapa orang juga berbagi cerita yang menunjukkan HM Daeng Patompo sebagai pribadi dan pemimpin yang bersahaja dan humoris. Cerita-cerita yang menghadirkan gelak tawa itu, terdengar lucu tapi tetap inspiratif.
Mereka yang membaca puisi dalam acara ini antara lain, Salahuddin Alam, aktivis NGO era 90an, Yudhistira Sukatanya, sutradara teater dan budayawa, Is Hakim, perupa dan pemain teater, Ahmadi Haruna, penyair dan jurnalis, serta Syahrir Rani Patakaki, yang membaca puisi berbahasa Makassar.
Juga M Amir Jaya, sastrawan, Nawir Sultan, penyair, serta Irwan AR dan Djamal April Kalam, dari Dewan Kesenian Sulawesi Selatan. Selain itu, ada Andi Marliah dan Juniawati yang berprofesi sebagai guru, Dr Sri Gusty, dosen Unifa, Dr Fadli Andi Natsif, dosen UIN Alauddin Malassar, Prof Dr Gusnawaty, Guru Besar FIB Unhas, dan Yuyun Husni Jamaluddin.
Rusdin Tompo mengucapkan terima kasih karena SATUPENA Sulawesi Selatan dipercaya mengorganisir acara “Silaturahmi Dalam Puisi” ini. Disampaikan, momen ini menjadi istimewa mengingat pada tanggal 9 November 2024 mendatang, Kota Makassar genap berusia 417 tahun. Red/Umar