PUTRAINDONEWS.COM
JAKARTA – 11 Juli 2019. Empat bupati dari Jawa Tengah menampilkan inovasi dalam presentasi dan wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019 hari ke-7. Sebanyak 8 inovasi dibawakan dari Pemerintah Kabupaten Banyumas dengan 4 inovasi, Kabupaten Kebumen sebanyak 2 inovasi, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Magelang masing-masing satu inovasi.
Presentasi diawali dengan Inovasi Desa Dermaji Melek Informasi dan Teknologi (DEMIT) yang disampaikan oleh Bupati Banyumas Achmad Husein. Menurutnya Desa DEMIT diwujudkan dalam pemanfaatan website desa sebagai media informasi untuk mendukung kegiatan pembangunan desa. Website desa adalah sebuah platform yang memungkinkan berbagai informasi penting yang dibutuhkan masyarakat ditampilkan, dengan cara yang cepat, mudah dan murah.
Kemudian website desa mengalami perluasan fungsi, tidak hanya sebagai media informasi saja, tetapi untuk mendukung transparansi sejak 2015, serta sebagai media promosi produk dan potensi desa. Inovasi Desa DEMIT setidaknya mendorong penguatan pada empat hal, yaitu partisipasi, keterbukaan informasi publik, transparansi, dan pelayanan prima.
Selanjutnya Achmad Husein mempresentasikan Inovasi Penanganan Cepat, Tanggap dan Tuntas dalam Pendampingan Warga Miskin Penderita Sakit Kronis (PATTAS SOSIAL MITRA KURIR LANGIT). Tujuan inovasi ini adalah memberikan pendampingan secara cepat, tanggap dan tuntas kepada warga miskin yang menderita sakit kronis dari kendala/hambatan penyiapan administrasi kependudukan, jaminan kesehatan, biaya saat menunggu di rumah sakit, biaya transportasi ambulans, biaya rumah singgah pasien, pendampingan sosial dan psikososial, kebutuhan dasar makan minum serta pendampingan pasca perawatan dari rumah sakit.
Melalui inovasi ini, warga miskin yang menderita sakit kronis, cukup menginformasikan melalui layanan hotline sms/facebook, atau melaporkan langsung ke Dinsospermasdes, maka dengan cepat, tanggap dan tuntas Tim akan segera melakukan penanganan bersama jejaring mitra kerja yang tergabung dalam Pattas Sosial Mitra Kurir Langit.
“Melalui inovasi ini, warga miskin yang sakit kronis akan diberikan bantuan pendampingan dan biaya menunggui di rumah sakit, ambulans gratis, rumah singgah gratis, kebutuhan makan/minum keluarga yang ditinggalkan dan bantuan pasca dirawat dari rumah sakit,†ujarnya saat Presentasi dan Wawancara KIPP 2019, di Kantor Kementerian PANRB, (10/07).
Selanjutnya Bupati Banyumas menjelaskan Inovasi Public Safety Center (PSC) 119 Sistem Aplikasi Terpadu Rujukan, Informasi Kesehatan dan Ambulans Gawat Darurat Kabupaten Banyumas (SATRIA). Aplikasi ini menyediakan informasi, ketersediaan darah harian PMI, jadwal praktek tenaga kesehatan dan tombol panic button apabila terjadi kegawatdaruratan.
Pada aplikasi petugas juga dapat mengetahui posisi terdekat petugas kesehatan dengan lokasi kejadian sehingga time respon bisa didapatkan. Sistem ini bisa diunduh secara gratis karena sudah diakomodir oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas.
Dengan aplikasi ini penanganan kasus pasien dapat ditangani dengan baik dan cepat sesuai standar pelayanan dengan respon yang cepat tanpa harus berpindah-pindah rumah sakit. Selain itu, respon time kegawatdaruratan meningkat dan angka kematian serta angka kecacatan dapat diturunkan yang berarti angka harapan hidup masyarakat meningkat. Sesi pertama ditutup oleh Aplikasi Kesehatan Ibu dan Anak Go 0 Tidak Ada Kematian (SASKIA G0TAK) dari Puskesmas Kebasen Dinas Kesehatan Pemkab Banyumas. Achmad Husein menceritakan terbangunnya inovasi dipicu oleh persoalan pengawasan ibu hamil di wilayah yang luas, serta sulitnya memperoleh data kesehatan ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di luar wilayah.
SASKIA G0TAK adalah aplikasi berbasis android yang memproses data kesehatan ibu hamil serta anak sampai dengan 1000 hari kehidupan. Dengan melibatan lintas sektor dan stakeholder, pengawasan menjadi optimal,serta kendala dapat diatasi secara dini.
“Sistem aplikasi ini juga berinteraksi langsung dengan ibu hamil sebagai early warning system,sehingga tidak terjadi keterlambatan pemeriksaan kesehatannya,†pungkasnya.
Sesi kedua dimulai oleh Inovasi Stop Kematian Angka Kematian Ibu dan Anak melalui peran serta Pedagang Keliling (SAKINA PELING) dari UPTD Puskesmas Buluspesantren II Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Kebumen. Dalam pemaparan yang disampaikan Bupati Kebumen Yazid Mahfudz, inovasi Sakina Peling merupakan usaha preventif dan promotif dalam rangka menekan angka kematian ibu dan anak dengan cara memperluas jejaring, melibatkan peran serta masyarakat dalam hal ini melalui pedagang keliling.
Pedagang Keliling sangat berperan penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Informasi serta pengetahuan tersebut akan lebih cepat sampai kepada masyarakat luas, terlebih lagi hal itu dilakukan secara intens setiap harinya. Jalinan kerjasama dilakukan sejak bulan Januari tahun 2018 dengan merekrut pedagang keliling yang berjualan di wilayah kerja Puskesmas.
“Mereka diberikan pembekalan yang akan selalu direfresh serta dievaluasi setiap 3 bulan sekali melalui pertemuan GURU PELING (Guyup Rukun Pedagang Keliling,†katanya.
Selanjutnya masih dari Kabupaten Kebumen dengan inovasi Taman Proklim Lebah Klanceng (TAMPLEK) milik Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup. Yazid mengatakan bahwa Taman Proklim Lebah Klanceng (TAMPLEK) adalah taman tetumbuhan diselingi budidaya lebah Klanceng yang didesain untuk meningkatkan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta memiliki peran penting dalam melindungi dan melestarikan lingkungan hidup, meningkatkan upaya pengentasan kemiskinan, meningkatkan ketahanan pangan, serta melaksanakan pemberdayaan dan peningkatan kesehatan masyarakat. Taman Proklim Lebah Klanceng merupakan perpaduan antara Taman Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem dan Program Kampung Iklim sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dan penumbuhkembangan kearifan lokal masyarakat dalam mengelola lingkungan hidup.
“Selain itu juga untuk mengambil manfaat ekonomi dari potensi sumber daya lokal karena lebah Klanceng banyak dijumpai di wilayah pesisir dan pegunungan Kabupaten Kebumen,†katanya.
Presentasi selanjutnya disampaikan Bupati Magelang Zaenal Arifin dengan membawa Inovasi Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Masyarakat (PASESO) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemerintah Kabupaten Magelang. PASESO/Sister Village adalah inovasi yang merupakan icon dari Kabupaten Magelang terkait dengan penanganan pengungsi letusan Gunung Merapi. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kelembagaan melalui persaudaraan dengan membentuk desa bersaudara untuk pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat.
Konsep inovasi adalah memperbesar skala pengungsian dari rumah ke rumah menjadi desa ke desa. Dalam praktiknya ada desa penyangga, yaitu desa yang akan ditempatkan sebagai desa penampung dari desa yang tertimpa bencana yaitu dengan cara seperti melamar pengantin.Lamaran Desa tersebut dapat diterima, ditolak atau sudah diterima namun gagal menjadi pasangan pengantin desa. PASESO/Sister Village mampu menjawab manajemen buruk dari pengelolaan bencana selama ini. Sistem ini mampu menciptakan “perasaan nyaman di zona amanâ€. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada 2 hal yang terpenuhi, yaitu Technical engineeringdan Social engineering. Sebelumnya jika mengungsi terjadi kesemrawutan dan ketidak pastian tempat mengungsi. Adanya Paseso yang dikuatkan dengan MOU kedua belah pihak selayaknya pengantin dengan buku nikahnya.
Presentasi dan Wawancara hari ke-7 ditutup oleh Inovasi Pilihan Cermat, Bayi Sehat (OJEK ASI) dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Karanganyar. Presentasi dibawakan oleh Bupati Karanganyar Juliyatmono, dimana secara umum Inovasi Ojek ASI dapat digambarkan seperti layanan pengantaran barang pada aplikasi transportasi online. Ojek ASI akan menjemput dan mengantarkan ASI dari Ibu menyusui yang sedang bekerja untuk diberikan kepada bayinya yang berada di rumah.
Menurutnya Petugas Ojek ASI adalah mereka yang sudah diberikan pelatihan tentang cara penanganan ASI dan dilengkapi peralatan yang memadai, sehingga kualitas ASI tetap terjaga. Ojek ASI ini inovatif karena menggunakan metode yang sederhana, aman, mudah dan murah. Sederhana (sarana yang dipakai hanya berupa sepeda motor yang dimiliki hampir setiap orang). Aman (ASI yang dikirimkan dijamin kualitas dan keamanannya, karena dapat dilacak selama proses pengantaran melalui aplikasi pada handphone berbasis android). Mudah (Cukup menggunakan handphone berbasis android). Murah (Menggunakan aplikasi gratis dari google play).
Dampak yang dapat dilihat berkat inovasi Ojek ASI ini adalah pertama memberikan kemudahan kepada ibu menyusui yang bekerja untuk tetap dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Kedua meningkatnya Angka Capaian ASI Eksklusif di wilayah Kecamatan Kebakkramat dari 21,55 persen pada tahun 2017 menjadi 38,24 persen pada tahun 2018. (**)