Putraindonews.com – Surabaya | Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa memaparkan sejumlah strategi dalam rangka pemulihan perekonomian di wilayahnya.
Menurutnya, perekonomian Jatim sempat menurun drastis hingga minus 2,36 persen sebagai dampak dari pandemi COVID-19.
“Alhamdulillah, dengan beberapa strategi, perekonomian Jatim saat ini telah berada di posisi 5,24 persen dan itu melebihi rata-rata ekonomi nasional,” kata Khofifah melalui keterangan tertulis di Surabaya, Jatim, Kamis (14/9/23).
Khofifah mengatakan pemulihan perekonomian di Jatim salah satunya terdongkrak melalui penguatan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Selain itu, melakukan pengembangan serta pendampingan hilirisasi pertanian, misalnya tidak hanya sektor produksinya, tetapi yang terpenting adalah penanganan pascapanennya, sehingga bisa meningkatkan nilai tambah,” ujarnya.
Kemudian, dalam bidang layanan dasar, Khofifah menegaskan pelayanan dasar di Jatim menjadi prioritas utama.
“Kami ingin seluruh pemenuhan layanan dasar masyarakat bisa tercukupi, sehingga saat anggaran minimal di bidang kesehatan 10 persen, Pemerintah Provinsi Jatim menganggarkan sebesar 16 persen,” katanya.
Begitu pula di bidang pendidikan, yang minimal 20 persen, namun dianggarkan 26 persen.
“Itu merupakan komitmen nyata kami, salah satunya menempatkan layanan dasar masyarakat pada posisi prioritas,” ucapnya.
Upaya nyata demi peningkatan perekonomian Jatim tersebut telah mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari berbagai pihak.
Terbaru, Pemerintah Provinsi Jatim menerima penghargaan Apresiasi Pemerintah Daerah Indonesia (APDI) 2023 dari B-Universe pada 12 September 2023.
Pemerintah Provinsi Jatim meraih penghargaan untuk kategori pembangunan ekonomi khususnya atas inisiatif strategi peningkatan nilai tambah untuk pemulihan ekonomi. Selain itu juga meriah penghargaan untuk kategori pelayanan dasar tertinggi. Red/ST