Aksi Bejat di Kab. Manggarai, Bocah 6 Tahun Jadi Korban ‘Keluarga Minta Agar Terduga Pelaku Ditangkap’

***

Putraindonews.com – NTT | Ms (46) ayah dari Mawar (bukan nama sebenarnya) seorang bocah 6 tahun asal Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Nusa tenggara Timur yang diduga menjadi korban aksi tak senonoh oleh HL (22) yang merupakan tetangganya sendiri minta pihak kepolisian resor Manggarai agar menangkap terduga pelaku.

“Saya berharap persoalan ini cepat di tangani oleh pihak kepolisiam sesuai undang-undang yang berlaku, karena menurut saya ini kasus berat,”ujarnya saat ditemui media ini Senin,14/03/22.

Pasalnya menurut Ms semenjak dilaporkan sejak beberapa minggu lalu sampai saat ini terduga pelakunya masih berkeliaran.

“Hati saya sedih ketika putri kami terbaring dirumah sakit akibat perbuatan dari terduga pelaku, sedangkan terduga pelakunya masih berkeliaran,”ungkapnya.

Dirinya pun meminta agar kejadian yang menimpa putrinya segera selesaikan dan memohon keadilan kepada penegak hukum Polres Manggarai agar terduga pelaku ditangkap dan segera di proses sesuai undang -undang yang berlaku.

“Harapan saya agar pihak kepolisian agar persoalan ini cepat di tangani oleh pihak kepolisiam sesuai undang-undang yang berlaku,karena menurut saya ini kasus berat,”tutupnya.

BACA JUGA :   Zulkifli Berikan Beasiswa kepada Mahasiswa di Lampung

Untuk diketuai Mawar (bukan nama sebenarnya) diceritakan Ms orang tuanya, bahwa pada tanggal 16 Februari 2022 korban sakit demam, batuk dan panas.

Kemudian pada 17 Februari orang tua korban berniat untuk melakukan pengobatan tradisional, namun saat membuka celana dalam korban, orang tua Korban melihat ada pendarahan pada bagian sensitif.

Orang tua korban sangat kaget dan langsung membawa ke Puskesmas terdekat untuk melakukan pemeriksaan, namun sampai di Puskesmas kepala Pustu tidak ada ditempat, petugas medis hanya memberikan sirup dan menyarankan untuk periksa di dokter anak di Ruteng.

“Ajol toe manga cau seng kut obat lite du hitu, makanya lami toe manga ngo dade periksa awo ruteng, (karena tidak mempunyai biaya pengobatan waktu itu (red,orang tua korban) tidak langsung membawa korban untuk melakukan pemeriksaan di Ruteng.

Kemudian berselang satu Minggu kemudian berbekal mendapatkan uang PKH, MS meminta istrinya untuk meminta surat rujukan pada Puskesmas setempat.

Saat petugas medis periksa, korban menangis dan tenaga medis melihat ada pendarahan bagian sensitif korban.

BACA JUGA :   RENCANA PEMBUKAAN BIOSKOP DI JAKARTA, Anies ; Prioritas Nomor Satu Kesehatan dan Keselamatan

Berdasarkan pemeriksaan petugas medis pendarahan pada bagian sensitif korban, bukan disebabkan benda tajam tapi karena sudah di sentuh oleh seseorang yang diduga laki-laki. Mendengar penjelasan pihak medis, ibu korban langsung pingsan.

Ms menerangkan dalam kondisi panik, pada saat itu juga korban menceritakan pada ibunya soal yang dialaminya bahwa beberapa hari yang lalu, korban mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari seorang pria yang juga tetangga korban.

Ia mengatakan saat itu korban sedang bermain dengan dua temannya di rumah tetangga dan korban menyusul mereka sampai di rumah teman korban. Disana terduga pelaku langsung membuka musik dan menyuruh teman korban untuk masak air di dapur.

Kemudian didalam rumah tinggal terduga pelaku dan korban, lalu dia melakukan aksi bejatnya. Korban hendak berteriak namun mulut korban ditutup paksa oleh terduga pelaku.

Setelah melakukan aksi bejatnya itu,terduga pelaku mengancam korban untuk tidak boleh melaporkan kejadian ini pada orang tua korban. Red/ST

***

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!