Kartini Muda Zaman Now ; Ketua PD PPM Provinsi Lampung

 

PUTRAINDONEWS.COM

BANDARLAMPUNG | Enerjik, supel, tapi wawasan kebangsaannya begitu kaya. Kesibukan sebagai seorang istri dan juga ibu, tak menghalangi tekad bajanya untuk turut memberi sesuatu untuk negeri sebagai ladang bakti.

Itulah kesan pertama saat redaksi ini saat berkesempatan ‘anjau silau’ dengan sosok perempuan spesial berambut sebahu ini.

Masih ingat momen bersejarah saat Presiden Joko Widodo meresmikan pembukaan segmen Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) 21 Januari 2018 lalu? Di lokasi kegiatan yang dipusatkan di titik kilometer 0 Bakauheni, Lampung Selatan, suara lantang berintonasi prima perempuan kelahiran Tanjungkarang, 16 September, 35 tahun silam ini rancak memandu hingga sukses acara.

Dialah Rafika Trisha Ananda, sosok Kartini milenial ‘zaman now’, Ketua Pimpinan Daerah (PD) Pemuda Panca Marga (PPM) Provinsi Lampung masa bakti 2017-2021. Dalam catatan redaksi, alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) ini merupakan ketua PD PPM termuda se-Indonesia.

Fika, demikian perempuan peraih gelar magister pendidikan ini biasa disapa, selain multitalenta juga dikenal gesit dan ringan bahu oleh para sejawatnya. Baik di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 12 Bandarlampung, tempatnya mengabdi sebagai guru Bimbingan dan Konseling (BK), maupun di organisasi komunitas pecinta seni budaya Lampung LJJ, Ikatan Keluarga Alumni (IKA) FISIP Unila, maupun di PPM sendiri.

Aktif mengkonsolidasikan seluruh kader pewaris kaum veteran dan pejuang kemerdekaan di Bumi Ruwa Jurai, tak membuatnya kehilangan waktu untuk sekadar menyanyi dalam banyak kesempatan di muka umum atau melalap habis buku-buku biografi banyak tokoh negeri ini, hobi lama yang sulit ditinggalkannya.

Berbicara sosok Kartini, baginya pahlawan nasional pejuang emansipasi perempuan Indonesia asal Rembang, Jawa Tengah ini merupakan salah satu dari sekian banyak perempuan yang melihat bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan itu sama.

“Bagi saya, Kartini merupakan sosok perempuan yang pada masanya telah melakukan perlawanan atas budaya patriarki. Salah satu bentuknya melalui buah fikir yang ditulis dalam surat-surat yang dikirimkan ke para sahabatnya,” jelasnya, Jumat (20/4/2018).

Menurutnya, Kartini salah satu tokoh yang pemikirannya menjadi simbol atas perjuangan kaum perempuan ini, yang turut menginspirasi banyak perempuan khususnya dirinya sendiri untuk melakukan hal yang nyata dalam mengisi kemerdekaan.

Bagi Fika, yang sebisa mungkin berupaya berdisiplin waktu untuk seabreg kegiatan sosial dan aktivitasnya sebagai pendidik generasi penerus bangsa, keharmonisan keluarga menjadi anutan pertama dalam meletakkan nilai luhur semangat perjuangan Kartini dalam keseharian kehidupannya.

Memasak menu favorit, ikan pepes, tumis kangkung, terong bakar, lengkap dengan sambal terasi telah menjadi kebiasaan dalam menjalani biduk rumah tangganya bersama pengusaha sekaligus aktivis politik Ferdi Gunsan, sang suami tercinta.

Saat ditanya satu keinginan hidup tertingginya yang hingga detik ini belum juga kesampaian, dengan lugas ia menjawab, “ingin naik haji.” Speechless, begitu mendengarnya.

Semboyan “habis gelap terbitlah terang” yang melegenda, menurut Fika, ialah pesan terdalam Raden Ajeng Kartini yang sarat harapan bagi pengarusutamaan emansipasi perempuan bukan saja di Indonesia namun berlaku universal dalam segenap sendi kehidupan.

“Semoga semangat Kartini menjadi motivasi perempuan untuk maju dalam berkiprah di banyak ranah. Salam perjuangan teman-teman, merdeka!” pungkas trainer dan moderator andal ini.

Terima kasih Fika, anjau silau-nya. Selamat Hari Kartini ya? Teruslah jadi Kartini milenial, Kartini muda zaman now. Salam Tanhanna Dharma Mangra.

 

BACA JUGA :   Berlaku Mulai 1 Januari 2024, Trans Namminasata di Makassar Layani 2 Koridor

(Sumber : SuaraPedia.com)

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!