Mahasiswa UMM Kembangkan Inovasi Xanthan Gum Berbahan Baku Limbah Tapioka dan Bulu Ayam

Putraindonews.com – Malang | Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tengah mengembangkan inovasi xanthan gum dengan menggunakan bahan baku yang bersumber dari limbah tapioka dan bulu ayam.

Xanthan gum biasanya digunakan sebagai bahan pengental makanan untuk saus dan es krim. Saat ini, xanthan gum terbuat dari hasil fermentasi xanthomonas campestris melalui proses kimia substrat sintesis yang mengandung karbon dan nitrogen.

Ketua Tim Xanthan Gum UMM, Salsabila Tazkiyatul Kamila di Malang, Jawa Timur, mengatakan limbah tapioka digunakan untuk menggantikan peran menjadi sumber karbon pada xanthan gum. Sedangkan bulu ayam yang dihaluskan berperan sebagai pengganti nitrogen.

Ia mengatakan membutuhkan proses yang panjang untuk mendapatkan pepton bulu ayam yang diinginkan dalam inovasi ini. “Harus memperhatikan kebersihan dalam pembuatannya, mengingat makanan tersebut dikonsumsi oleh manusia. Oleh karena itu, bulu ayam dicuci hingga bersih dan dikeringkan dengan sempurna. Jika gagal akan terbuang sia-sia,” ujarnya, Kamis (23/11/23).

BACA JUGA :   PLN Raih Penghargaan INDI 4.0 Kemenperin 2022, Target Skor Tahun 2024 Berhasil Dicapai Tahun Ini

Salsa mengatakan proses ini memerlukan beberapa tahapan higienitas, di antaranya ukuran bulu ayam diperkecil setelah dibersihkan menggunakan desinfektan dan air mengalir. Selesai dari itu, bulu ayam dihidrolisis di dalam water bath laboratorium yang menggunakan NaOH untuk menetralkan PH yang dimiliki bulu ayam.

Kemudian, ditambahkan larutan NaCl agar menetralkan bahan yang dipakai. Dilanjutkan menggunakan vacuum pump untuk menghilangkan gas dan udara yang dimiliki, terakhir menghaluskan bulu ayam untuk mendapatkan bubuk pengganti nitrogen.

“Proses mendapatkan pepton yang diinginkan lumayan memakan waktu, karena perlu melihat cuaca dan juga lamanya dalam proses di laboratorium,” kata mahasiswa Prodi Teknik Pangan angkatan 2020 tersebut.

BACA JUGA :   PASCA INSIDEN PENEMBAKAN YANG MENEWASKAN PEKERJA DI PAPUA, Kementrian PUPR Hentikan Proyek Menunggu Rekom TNI & Polri

Tidak hanya itu, lanjutnya, juga diperlukan takaran limbah tapioka sebanyak 0,4 gram serta suhu 80 derajat Celsius dapat membangunkan bakteri sebanyak 5 ml yang akan digunakan dalam pembuatan inovasi ini. Paling tidak membutuhkan 80 menit untuk pengeringan pertama.

Ia berharap penemuannya ini bisa dilanjutkan ke tahap yang lebih serius seperti uji kelayakan. Apalagi, melihat fakta bahwa bahan yang mereka gunakan tidak pernah terpikirkan oleh peneliti lainnya.

“Tentu harus ada uji kelayakan sebelum digunakan, sehingga inovasi ini tidak hanya bagus karena menggunakan limbah tapioka dan bulu ayam, tapi juga benar-benar bermanfaat dan tidak membahayakan,” ujarnya. Red/AG

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!