Mengenal Kuda Sandalwood Sumba, Syarat Makna bagi Budaya dan Kehidupan Masyarakat Sumba

Putraindonews.com – NTT | Kuda merupakan salah satu hewan yang sarat akan makna bagi masyarakat Sumba. Kuda begitu dihormati. Masyarakat sendiri menyebut mereka dengan nama “ndara”.

Kehadirannya memang memberikan pengaruh besar terhadap budaya bahkan kehidupan masyarakat Sumba.

Boleh dibilang kuda sandalwood pony adalah hewan endemik Sumba. Karena konon katanya kuda ini hanya dikembangbiakkan di Pulau Sumba.

Kuda sandalwood pony awalnya lahir dari hasil penyilangan genetika kuda keturunan Arab dengan kuda poni lokal. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki penampilan.

Maka tidak heran apabila kuda yang ditemui di setiap sudut tanah Marapu ini tampak gagah, pemberani, serta memiliki ketahanan tubuh yang baik.

BACA JUGA :   Tinjau SPBU di Sleman, Jonan Pastikan Penyaluran Premium di Wilayah Jamali

Nama sandalwood pony sendiri dikaitkan dengan kayu cendana (sandalwood tree) yang menjadi komoditas ekspor dari Pulau Sumba dan daerah sekitarnya pada masa lampau.

Awalnya kuda ini difungsingkan sebagai alat pengangkut barang atau kendaraan perang. Namun seiring dengan kehadirannya dalam kehidupan sehari-hari, kuda kemudian menjadi mas kawin di kalangan masyarakat Sumba. Yang kalau dalam bahasa lokal mas kawin disebut ‘belis’.

Kuda yang menjadi status sosial masyarakat juga diyakini sebagai tunggangan terakhir masyarakat Sumba menuju alam baka. Karenanya kuda selalu ada dalam setiap acara penting masyarakat hingga perhelatan tahunan yakni Pasola.

BACA JUGA :   Skenario Kembali Produktif di Tengah Pandemi COVID-19

Saat dikonfrimasi Putraindonews, Salah seorang Tokoh Adat, Talo Goro yang berada di Kampung Sodana, Desa Laboya Dete, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, mengatakan bahwa Kuda memiliki peran besar dalam keberlangsungan tatanan budaya masyarakat Sumba

“Kuda adalah simbol Budaya orang Sumba, Kuda menjadi salah satu alat pelestarian budaya, baik urusan adat (kawin mawin), ridwal pasola, bahkan sebagai sumber pendapatan masyarakat Sumba,” pungkas Talo Goro kepada Putraindonews melalui via Telepon, Sabtu (19/8) sore.

Kehadirian Kuda di Pulau Sumba tak hanya dalam lingkaran Budaya semata, melainkan sebagai penggerak ekonomi masyarakat Sumba. Red/Nov

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!