Mosi Integral NKRI, Menko Polhukam Mahfud MD ; Mohammad Natsir Perekat Mitsaqan Ghalidza

***

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan Mohammad Natsir adalah sosok perekat perjanjian suci bangsa Indonesia. Hal ini ditegaskan Mahfud saat mejadi nasrasumber dalam acara Tasyakur Mosi Integral NKRI 3 April 1950 yang digelar Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII), Minggu, (3/4).

“Saya melihat Pak Natsir menjadi perekat Mitsaqan Ghalidza, menjadi perekat perjanjian suci bangsa Indonesia sehingga menjadi bangsa yang bersatu,” papar Mahfud dalam acara yang digelar secara daring ini.

Nastir, lanjut Mahfud, disebut sebagai orang yang melakukan Mosi Integral ketika Indonesia terancam pecah sesudah perjanjian meja bundar.

“Pada 3 April 1950 Natsir mengeluarkan Mosi yang dikenal dengan Mosi Integral. Natsir mengajak bersatu, bersatu dalam perbedaan,” jelas Mahfud yang juga guru besar hukum tata negara ini.

BACA JUGA :   Kemenhub Harap Terminal Air Sebakul Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru

Dalam kesempatan ini, Mahfud mengurai peran Mohammad Natsir dalam rentetan sejarah perjuangan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasar Pancasila.

“Kalau kita baca sejarah perjuangan bangsa Indonesia, negara ini semula mau dibangun berdasar sekuler. Pada tahun 1938 Bung Karno menulis mengapa Turki memisahkan agama dari negara.

Bung Karno menginginkan negara seperti Turki yang dibangun Kemal Ataturk, lalu Natsir bilang tidak begitu, menurut Nastir Islam itu siap mendirikan pemerintahan dan mengatur negara sendiri. Natsir mengusulkan negara Islam,” ujar Mahfud.

Mahfud memaparkan, usulan bentuk negara dari para tokoh pendiri bangsa saat itu, sama-sama memiliki alasan kuat dan bagus, serta sama-sama hebat, sehingga akhirnya perdebatan tersebut berlansung panjang.

“Sampai akhirnya sidang 1 Juni macet, kemudian tanggal 22 Juni dicapai kompromi piagam Jakarta, lalu tanggal 18 Agustus disepakati dasar negara.

BACA JUGA :   Gelar Webinar Nasional, IMM DKI ; Jangan Malu-Malu Suarakan Budaya Persatuan dan Toleransi

Jadilah kita Negara Kesatuan Republik Indoensia yang bukan negara sekuler dan bukan pula negara agama, cuma disitu disepakati setiap pemeluk agama mendapat perlindungan eksistensinya, menadapat perlindungan setiap warganya untuk melaksanakan ajaran agamanya dengan baik, nah itulah yang kita sebut sebagai pancasila,” tambah Mahfud.

Peran Natsir, bagi masyarakat Islam, menurut Mahfud sangat besar, salah satunya Natsir ikut membangun mobilitas sosial kaum muslimin Indonesia naik.

“Natsir memberi pembekalan sejak muda, orang Islam harus berani. Kemudian banyak tokoh-tokoh Islam, khsusnya pasca reformasi banyak tokoh muslim yang bangkit ke permukaan dan tak malu-malu lagi menunjukkan jati dirinya sebagai orang Islam, tanpa diskriminatif terhadap orang lain,” pungkas Mahfud. Red/Ben

***

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!