PERLU PENINGKATAN KAPABILITAS, UMKM di NTT Masih Individual dan Lemah

PUTRAINDONEWS.COM

LABUAN BAJO – NTT | Sekitar 437.000 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menyerap hampir 78 persen atau sebesar 1,5 juta tenaga kerja di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 64,7 persen (sesuai data BPS). Demikian disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja usai even Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) pada Sabtu malam, 19 Juni 2021.

“UMKM sangat memiliki peran strategis di ekonomi NTT, dengan melihat kondisi tersebut, maka perlu Bank Indonesia, pemerintah daerah, dan seluruh stakeholder berkolaborasi menyatukan langkah sehingga UMKM dapat dikembangkan dengan baik dari sisi kelembagaan, kapabilitas, dapat bagaimana mereka dapat mengakses pembiayaan,” terang I Nyoman Ariawan Atmaja sembari mengungkapkan dana PEM Bank Indonesia tahun 2021 sekitar Rp.51 Triliun.

Dana PEM Bank Indonesia bagi UMKM tersebut tak ada CT (conditional and term) ‘syarat dan ketentuan’ untuk masing-masing provinsi, imbuh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, asalkan UMKM memenuhi syarat administrasi dan syarat assessment dari Perbankan, maka mereka dapat mengakses secara penuh. “Ini yang perlu kita siapkan.

Adapun beberapa kelemahan UMKM hasil interaksi kami selama 2 tahun yakni pertama dari sisi kelembagaan yang belum terbangun dengan baik sehingga UMKM masih bersifat individual dan belum menjadi kelembagaan yang kuat,” urai Nyoman Ariawan.

Kelemahan kedua, urai Nyoman Ariawan, terkait kapabilitas yang belum merata. “Jika dapat order ‘pesanan’ maka kuantitas dan kualitas tak dapat dicapai. Tak hanya itu, packaging  ‘pengemasan’ juga belum bagus, maka perlu penguatan dari sisi packaging sehingga layak menjadi oleh-oleh khas NTT,” ungkapnya seraya mencontohkan kemasan yang bagus punya La Moringa, Lewi’s Organics, dan La Bajo (3 dari 11 UMKM yang ikut serta dalam Even Bangga Buatan Indonesia di Labuan Bajo)

BACA JUGA :   Bertemu Para Kiai PBNU, Menko Polhukam Mahfud MD Bahas Penyelesaian HAM Tahun 1965

Nyoman Ariawan pun membeberkan hasil survei Bank Indonesia, hampir 87 persen terdampak pandemi Covid-19 yang mana terjadi penurunan terhadap omzet. “Sehingga perlu didorong agar pemasaran bisa lebih bagus dan tepat sasaran,” katanya.

Kelemahan terakhir terkait pembiayaan, ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT yang fokus mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi ini pun menyampaikan bahwa dirinya telah duduk bareng selama 8 (delapan) bulan dengan OJK, DJPB, OPD.

“Belum ada yang siap secara kelembagaan maupun kapabilitas yang dapat mengakses dana pembiayaan dari pemerintah melalui Perbankan, kecuali di Perdagangan,” urainya seraya mengungkapkan sebelumnya pernah dijanjikan 300 Kelompok Ternak Sapi oleh Bupati Kupang, hingga saat ini hanya terdapat 17 kelompok yang telah dibiayai oleh Bank Negara Indonesia (BNI).

Lanjut Nyoman Ariawan Atmaja seraya menandaskan,“Bagaimana pertumbuhan ekonomi NTT bisa bagus di atas 5—7 persen, jika hal-hal tersebut tidak siap? Bagaimana jika pertumbuhan itu sustainable kalau sektor riil tak siap untuk diakseskan ke Perbankan? Itulah permasalahan utama kita di Nusa Tenggara Timur.”

BACA JUGA :   Ayoo Torang Bisa, Prof. Dr.Hironimus Taime, MBA ; Jadikan PON XX Papua Ajang Prestasi, Sportivitas dan Tourism

Peningkatan Kapabilitas UMKM oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT

Guna menyikapi kondisi tersebut, beber I Nyoman Ariawan Atmaja, Bank Indonesia Perwakilan NTT menyiapkan beberapa langkah di antaranya:

Pertama, Kelas Online UMKM via zoom (juga berlaku umum, red) dengan kapasitas seribu orang setiap 2 (dua) minggu. “Namun, terkendala sinyal dan infrastruktur yang belum memadai di NTT,” urainya.

Kedua, BI YES (Young Entrepreneur School) dengan kelas Basic ‘Dasar’ dan Advance ‘Lanjutan’ yakni kelas khusus untuk membangun usaha dan mengembangkan usahanya yang telah ada.

Tak hanya itu, ucap I Nyoman Ariawan Atmaja, Bank Indonesia juga bekerja sama dengan berbagai instansi seperti BPOM untuk penyediaan Sertifikat Halal, Standar Nasional Indonesia (SNI), dan PIRT. “Kondisi tersebut dapat mendukung UMKM dari sisi kelembagaan agar semakin kuat dan layak di pasaran,” harapnya.

Bank Indonesia pun, pungkas I Nyoman Ariawan Atmaja, duduk bareng dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), DJPB, dan Biro Ekonomi Setda Provinsi NTT guna membangun “Pokja Pembiayaan” dengan target mendorong bank-bank untuk membiayai UMKM NTT melalui Pilot Project

“Jadi off taker kita siapkan, misalnya ternak sapi yakni Klik Daily akan siap mengambil seluruh produksi Sapi di NTT, dan Bank akan memberikan pembiayaan termasuk melakukan pendampingan terhadap kelompok ternak. Mengapa Sapi? Karena NTT terkenal dengan produksi Sapi, lalu Babi, dan Kambing. Dan kondisi ini sementara berjalan,” bebernya. Red/Roni Banase

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!