PUTRAINDOnews.com
JAKARTA | Sabtu 27 Oktober 2018. PT PLN (Persero) melalui unitnya, PLN Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan (Pusenlis) kembali menyalurkan bantuan corporate social responsibility (CSR) atau PLN Peduli kepada masyarakat. Kali ini, PLN Peduli turut membantu melestarikan dan mengembangkan Budaya Betawi di Jakarta Barat.
“Ini adalah penyaluran PLN Peduli ketiga, setelah penanganan narkoba, kampung hijau dan sekarang festival budaya dan kuliner Betawi. Kami berharap, bantuan PLN ini dapat menambah semangat masyarakat untuk melestarikan budaya dan terlebih lagi dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Bambu,” ujar Manajer Enjiniring Pembangkit Thermal PLN Pusenlis, Teuku Khaldun, saat membuka festival Budaya dan Kuliner Betawi, di Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (27/10).
Sebelumnya, kata Khaldun, Program PLN Peduli turut melestarikan Budaya Betawi dengan pembentukan sentra kreatif Budaya dan Kuliner betawi bersama masyarakat di Kota Bambu. Dia menilai, budaya betawi harus terus dikembangkan di Ibukota Jakarta karena merupakan budaya asli daerah.
“Program PLN Peduli ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial PLN untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya di bidang ekonomi dan budaya,” ucapnya.
Pembentukan Sentra Kreatif Budaya Betawi, ungkapnya, terdiri dari beberapa rangkaian acara yaitu Pelatihan Kuliner Betawi yang telah dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2018 dan Pelatihan Pembuatan Souvenir Ondel-ondel yang telah dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2018.
“Sebagai implementasi dari pelatihan yang sudah diberikan, hari ini bertepatan dengan Hari Listrik Nasional ke 73 digelar Festival PLN Peduli Budaya dan Kuliner Betawi yang didalamnya terdapat Bazar aneka kuliner betawi dan souvenir betawi oleh masyarakat yang sudah mengikuti pelatihan,” katanya.
Dalam festival ini, puluhan stand bazad didirikan di sepanjang jalan KS Tubun, Jakarta Barat yang ditutup sementara. Stand itu diisi puluhan kuliner dan oleh-oleh Betawi, seperti Kerak Telor, Dodol Betawi, es selendang Mayang, ondel-ondel dan aneka jajanan lainnya. Beragam pertunjukan kesenian budaya pun ditampilkan, mulai palang pintu, atraksi perguruan silat Betawi, tari Betawi, hingga Lenong Betawi, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Bahkan, Walikota Jakarta Barat, Rustam Effendi beserta jajarannya turut serta bermain debus bersama Persatuan pendekar persilatan seni dan budaya, Pendekar Banten. Dia menginjak beling setelah dibacakan mantra-mantra pada telapak kakinya. Para pendekar Banten ini juga memecahkan batu beton seberat 15 kilogram dengan Kepala dan mengupas kelapa dengan gigi.
“Tadi serem juga. Sampai dua kali nanya, ini aman nggak. Aman katanya. Kan nggak lucu juga, masa walikota kena beling. Tapi Alhamdulillah, tadi aman-aman saja. Bukan orang Betawi namanya, kalau kita tidak ngaji, sholat, dan silat. Sama seperti Banten, jago silat,” katanya.
Dia pun mengapresiasi PLN yang telah berkontribusi dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Betawi di sekitar Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat. Menurutnya, festival Budaya dan Kuliner Betawi harus rutin diselenggarakan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat Ibukota.
“Terlebih situasi ekonomi sekarang sedang sulit, lapangan pekerjaan sedang sulit. Untuk mendaftar PNS saja puluhan ribu orang. Padahal yang diperlukan hanya beberapa ribu saja. Maka, masyarakat perlu lapangan kerja lain, seperti sektor non formal seperti kegiatan kuliner ini,” ungkapnya.
Selain menggerakkan perekonomian masyarakat, lanjutnya, festival tersebut diperlukan untuk melestarikan budaya. Menurutnya, banyak generasi muda Jakarta yang sering berlatih seni budaya di sanggar-sanggar secara rutin. Namun, anak-anak muda ini perlu tampil agar terus semangat dalam mengembangkan seni budaya Betawi. (**)