Putraindonews.com – Brand fashion terkemuka Bhumitala kembali meramaikan Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada 8 Maret dengan kegiatan diskusi bertajuk “Inspire Inclusion”.
Diskusi yang dipandu CEO Bhumitala Sekar Hapsari itu menghadirkan dua narasumber yang tidak asing lagi yakni, tokoh muda perempuan Fanny Fatwati Putri dan fashion designer ternama Alfianitha S. Gahansa.
“Dua pembicara yang kami undang ini bukan sembarang orang. Keduanya memang masih muda, namun punya segudang pengalaman dan prestasi mentereng di bidangnya masing-masing,” ujar Sekar saat membuka acara diskusi di House of Bhumitala, Kahfi Signature, Jakarta Selatan, Sabtu (9/3/24).
Pebisnis muda yang kini tengah jadi role model bagi perempuan Indonesia itu pun memulai diskusi dengan melempar sejumlah pertanyaan terkait isu keperempuanan dan fashion sebagai bagian tidak terpisahkan dari kebutuhan kaum hawa.
Menanggapi pertanyaan itu, Fanny Fatwati Putri pun mencoba memberikan pandangannya tentang perempuan dan peranannya dalam dunia politik berdasarkan pengalaman pribadinya.
“Menurut saya, bicara soal politik bagi seorang perempuan, utamanya perempuan Indonesia tentu sesuatu hal yanh sangat sulit. Ini tidak lepas dari konteks Indonesia yang masih kental menganut prinsip (politik) patriarki,” kata perempuan yang karib disapa Fanny itu menanggapi pertanyaan moderator.
Fanny lalu menceritakan pengalaman pribadinya selama meniti karir di dunia politik untuk memperkuat argumentasinya.
“Teman-teman, selama terjun ke dunia politik banyak kisah pilu pernah saya alami. Saya pernah dianggap anak bawang. Banyak yang meremehkan. Namun, justru dengan pengalaman itu saya menjadi terpacu untuk membuktikan kualitas saya, dan Alhamdulillah saya lolos dengan perolehan 11 ribu suara (Pemilu Legilsatif/Pileg 2024),” jelasnya.
Ia lalu mengajak kaum perempuan agar tidak patah semangat, apalagi minder untuk bersaing dengan kaum laki-laki.
“Kita buktikan bahwa perempuan punya kualitas yang sama dengan kaum laki-laki. Kita punya potensi. Dan Alhmdulillah sekitar 80 persen teman-teman perempuan yang terjun pada kontestasi Pemilu tahun,” ujarnya.
Politisi dari partai Golkar itu pun menceritakan lika-liku sepanjang perhelatan elektoral di mana suaranya sempat digembosi oleh pihak kompetitor dengan cara yang tidak etis.
“Lima hari lalu sebelum penetapan KPU suara saya sempat tergerus dari 11 ribu ke 8 ribu. Seandainya tidak diproses suara saya bisa hilang,” tandasnya.
Sekar lalu beralih ke Alfianitha S. Gahansa dengan mengajukan seabrek pertanyaan seputar perjalanan menjadi seorang desainer hingga saat ini.
“Awal mula memilih profesi desainer banyak yang menertawakan. Saya memang sedikit mengambil jalur berbeda. Hanya saya di keluarga kami yang bergelut di dunia fashion dan desainer,” tukasnya.
Kendati dirinya sempat menjadi bahan tertawaan sejak memilih menjadi seorang fashion designer, ia kini mulai banyak dilirik sederet brand fashion terkemuka sebagai jasa desainer.
Bahkan namanya tidak asing lagi di kalangan artis, lantaran jasanya kerap dipakai para artis papan atas seperti Nagita Slavina sebagai salah satu desainer mereka.
“Meskipun latar belakang saya adalah fashion designer bukan textile designer, namun saya cepat beradaptasi dengan perkembangan yang ada,” paparnya.
Ditanya soal tren fashion 2024 dan apa yang membuat dunia fashion terus mengalami perubahan, menurutnya perkembangan fashion sejatinya selalu berulang.
“Sebetulnya tren fashion itu polanya terus berputar-putar aja. Apa yang pernah muncul di zaman lampau tiba-tiba jadi tren di masa sekarang, seperti itu,” jawabnya santai.
Terakhir, sebelum menutup diskusi, di hadapan puluhan peserta yang hadir secara offline, Sekar menitipkan pesan agar perempuan Indonesia harus tetap semangat memperjuangkan mimpi menjadi perempuan berkarya dan berprestasi.
“Ingat teman-teman, tugas kita tidak sekadar menjadi seorang perempuan yang menggantungkan seluruh nasib pada kaum lelaki. Jikapun anda pada akhirnya menjadi seorang ibu, jadilah ibu yang mandiri, punya karya dan prestasi,” pungkasnya. Red/HS