Walikota Tangsel Jadi Pembicara di High Level Roundtable on Fostering Growth

PUTRAINDONEWS.COM

Tangerang Selatan – Banten | 01 Oktober 2019.  Urbanisasi jangan menjadi beban sebuah wilayah, hal ini diungkapkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam membuka kegiatan High Level Roundtable on Fostering Growth and Inclusion in Asia’s Cities di Jakarta, Senin (30/9).

Dalam kegiatan tersebut hadir Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, Sekretaris Jenderal Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, menjelaskan, urbanisasi jangan dijadikan beban atau masalah jika direncanakan dengan baik, dan ada regulasi yang benar serta biaya yang cukup. “Tiga syarat ini justru akan mempengaruhi keberhasilan urbanisasi sebagai mesin pertumbuhan. “ungkapnya.

Seperti halnya perpindahan ibukota ke Kalimantan akan mengadopsi tiga syarat tersebut. Dengan demikian, pemindahan ibu kota diharapkan bisa menjadi mesin pertumbuhan, bukan masalah.

Terlebih, posisi Kalimantan Timur yang berada tepat di tengah-tengah Indonesia. Hal itu, kata dia, sama halnya dengan Astana, ibu kota Kazakhstan, yang juga terletak tepat di tengah-tengah negara tersebut dan jadi mesin pertumbuhan negara tersebut.

BACA JUGA :   Trobosan Sinergitas ; HPI Babel Ubah Lahan Eks Tambang Jadi Kebun

Country Director Asian Development Bank (ADB) for Indonesia Winfried F. Wicklein dalam kesempatan yang sama, menjelaskan urbanisasi telah menjadi tren dunia tak terkecuali di Indonesia.

Ia bahkan menyebut urbanisasi telah terjadi hingga 55 persen di Indonesia. Hal tersebut menjadi tantangan dan peluang pemerintah untuk bisa membuat kota yang layak ditinggali.”Oleh karena itu, kota yang berfungsi dengan baik menjadi krusial,” katanya.

Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti, menjelaskan, urbanisasi bukan menjadi beban untuk sebuah kota, namun sebagai tantangan untuk mempersiapkan diri untuk lebih baik. Kesejahteraan masyarakat dapat terjamin, bahkan semua pihak bisa bekerjasama mengembangkan perkotaan. Sehingga memiliki keuntungan yang lebih baik dan mencapai kesejahteraan dengan cepat.

Seperti halnya pemindahan ibukota, upaya tidak membuat beban pulau jawa menjadi besar, dikarenakan masih 60 persen pembangunan dan pertumbuhan terjadi di pulau jawa. Dengfan adanya ibukota di tengah –tengah menjadi upaya yang baik, untuk perkembangan di Indonesia. “Jawa tidak jadi satu-satunya center, namun kita memiliki center yang baru, sehingga daerah lain pertumbuhannya akan didorong. Rencana perpindahan ini masih awal, bagaimana kita mengembangkan ibukota yang baru seperti apa, dan ini masih dalam pembahasan Bappenas, dan PUPR. Sementara itu untuk perencanaan kota yang baik sedang dilakukan sayimbara, bagaimana kota mengadopsi berbagai pendapat dari unsur swasta, akademisi, pemerintah, ahli dan lainnya,”ungkapnya.

BACA JUGA :   Agar Lebih Waspada, PUSICOV Ungkap Peta Sebaran Wabah COVID-19

Sementara itu Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, mengungkapkan bahwa saat ini kota menjadi penggerak utama perekonomian. Hal ini membuat kaum pekerja tertarik untuk datang ke kota. Kita tidak bisa memilih siapa yang datang, ketika kotanya menarik ekonomi, tidak bisa memilih siapa yang akan datang untuk berinvestasi dan bekerja, untuk itu Tangsel berkeras tenaga mewujudkan kondisi yang smart,”ungkapnya.

Dengan demikian, kota harus mampu membuat dirinya mengoptimalkan potensi para pekerja atau pendatang tersebut.Upaya optimalisasi tersebut harus dilakukan dengan melibatkan stakeholder yang ada di wilayah dan dilakukan dengan inovatif. “Salah satu cara yakni memudahkan investasi, membangun infrastruktur pendukung, memberdayakan UMKM dan sebagainya,”singkatnya.(**)

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!