Waketum SOKSI: Semoga kedepan Tak Ada Lagi Tokoh Masyarakat Yang “Kesambet”

***

Putraindonews.com – Jakarta | Segenap tokoh pemimpin masyarakat baik formal, informal maupun nonformal selayaknya menjaga suasana sejuk dan iklim kondusif dalam berkomunikasi dan menyampaikan pikiran pendapatnya. Demikian kata Valentino di sela-sela pengumuman personalia hasil Formatur Munas XI SOKSI, di Jakarta, 22/01/2023.

Didampingi Iwan S.Sulasno, Ketua bidang Pemberdayaan Desa, Depinas SOKSI, Valentino mengemukakan pendapatnya terkait kehebohan jagat publik belakangan ini akibat pernyataan Budayawan Emha Ainun Najib yang mengibaratkan Presiden Joko Widodo sebagai Firaun.

Meskipun Presiden Jokowi diam tak bereaksi dan Cak Nun sudah meminta maaf, kita tetap menyayangkan hal itu dan berharap peristiwa serupa tidak terulang lagi, kata Valentino.

BACA JUGA :   Dosis Ke -2, Irsan Hb Pimpinan Umum Satya Bhayangkara Laksanakan Vaksinasi Covid-19 

Jokowi adalah pemimpin sah yang terpilih melalui mekanisme Pemilu. Tingkat popularitas dan kegandrungan masyarakat terhadap pemerintahannya kerap bertengger dikitaran 70 persen. Pada tataran internasional Presiden Jokowi dihormati oleh banyak tokoh bangsa. Dia telah memberikan kebanggaan bagi kita dalam pergaulan di tengah masyarakat internasional.

Kader senior SOKSI itu juga mengingatkan “…. sebagai kader Suhardiman, wajib hukumnya mengikuti instruksi wasiat almarhum untuk terlibat aktif mengawal kepemimpinan Bapak Jokowi.” Pendiri SOKSI, Suhardiman merupakan pendukung awal kepemimpinan Presiden Jokowi dan tetap konsisten hingga akhir hayatnya.

Tentu bagi kader SOKSI, dukungan terhadap kepemimpinan Jokowi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dan, saat ini pilihan prioritas duet kepemimpinan Ali Wongso – Iliyas Indra adalah berkontribusi aktif melakukan kajian dan gagasan pemikiran alternatif yang kreatif, jelas Wakil Ketua Umum Depinas SOKSI itu.

BACA JUGA :   Regulasi Digital, IMO-Indonesia Desak Dewan Pers Akomodir Semua 'Atau Bentuk Lembaga Baru'

Pemimpin memang perlu diingatkan, dikritik dan diberi alternatif solusi, namun dalam penyampaiannya, bangsa kita punya cara, etika dan adabnya tersendiri, lanjutnya.

Ke depan para tokoh masyarakat lebih menjaga diri, mampu memilah dan memilih diksi yang tepat, sejuk dan mendidik dalam mengutarakan pendapat dan pemikirannya. Hal ini juga penting agar proses pencerdasan politik rakyat yang bermuara pada terbangunnya keadaban publik tetap terawat, pungkas Valentino. Red/HS

***

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!