PUTRAINDONEWS.COM
DENPASAR – BALI | Minggu 16 Desember 2018. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengharapkan, Gita Yoga dapat mengubah karakter sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi era globalisasi.
Gita Yoga memiliki arti penting untuk merenungkan hakikat dan makna kehidupan berbangsa dan negara.
“Ajang ini sebagai intropeksi diri untuk membersihkan jiwa dan segala bentuk perilaku kurang baik, pikiran tidak jernih dan perbuatan yang tidak pada tempatnya,†kata kata Cok Ace di Denpasar, Minggu (16/12).
Hal itu disampaikan ketika membuka Gita Yoga yang dihadiri ribuan orang dari berbagai elemen masyarakat lintas agama, suku, ras, adat dan budaya dalam rangkaian Gita Jayanti Nasional (GJN) 2018 yang keempat memilih Bali sebagai tuan rumah untuk menggemakan hari pewahyuan Bhagavad-gita.
Kegiatan itu mengusung tema “Bersatu Bekerja Menuju Kejayaan NKRIâ€. Kata “Jaya†di sini sangat bermakna, sebab melingkupi kejayaan negara secara menyeluruh. Kegiatan tersebut berlangsung selama bulan November dan Desember 2018.
Hari pewahyuan Bhagavad- gita dikenal sebagai “Gita Jayanti†yang diperingati setiap tahunnya oleh jutaan orang di seluruh dunia pada hari ke-11 saat Shukla Paksha (bulan mati menuju purnama) pada bulan Margashirsh yang juga merupakan hari Ekadasi. Pada tahun 2018 ini, Gita Jayanti tahun ini jatuh pada hari Rabu tanggal 19 Desember 2018.
Dalam merayakan hari disabdakannya Bhagavad- gita ke dunia ini pada perayaan Gita Jayanti, Perkumpulan ISKCON Indonesia di Indonesia membentuk kepanitiaan yang dinaungi oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia.
Untuk itu, Gita Yoga hendaknya dapat dijadikan sarana memaknai kehidupan yang lebih berarti, memantapkan “sradha†dan “bhakti†dalam menghadapi tantangan dan peluang masa depan.
Oleh karena setiap orang memiliki persoalan yang berbeda, maka pembelajaran kitab suci Bhagavad-gita sejak dini hingga perguruan tinggi.
“Masyarakat agar gemar membaca kitab suci sehingga terhindar dari kebingungan dan keraguan,†ujarnya.
Sementara itu, Presiden World Hindu Parisad (WHP) I Made Mangku Pastika menegaskan, umat Hindu tidak hanya membeli buku Bhagavad-gita tanpa membacanya.
“Sebaiknya buku dibeli hingga ‘lecek’ bukan dipuja dipelangkiran saja,†ujarnya.
Dirinya mengaku telah menerapkan Bhagavad-gita dalam kehidupannya menjalankan tugas sebagai Gubernur Bali 2008-2018 dan Dinas Kepolisian.
“Setiap saya ragu dalam ambil keputusan, saya pun buka secara buku Bhagavad-gita, yang mana dibuka itu dipercayai sebagai solusi,†imbuhnya.
Pada kesempatan itu, pihaknya membacakan beberapa sloka Bhagavad-gita yang relevan dengan kondisi terkini. Pembacaan juga dilakukan oleh Ketua Harian PHDI Pusat Dr Ketut Arnaya dan Dirjen Bimas Hindu Prof I Ketut Widnya. (**)