Hari ini, Sabtu, 4 Oktober 2025, Provinsi Banten genap berusia 25 tahun. Di momen perayaan seperempat abad ini, kado istimewa datang dari sektor ekonomi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Banten mencatat, pada triwulan kedua 2025 perekonomian Banten tumbuh sebesar 5,33 persen (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan nasional yang berada di angka 5,12 persen.
Angka ini menjadi sinyal optimisme. Meski Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Banten 2025 secara kumulatif berkisar 4,6–5,5 persen, tren positif ini menunjukkan arah yang menggembirakan. Pertumbuhan dapat terus terjaga jika didukung lintas sektor, mulai dari pemerintah, dunia usaha, hingga masyarakat.
Sektor industri pengolahan masih menjadi penyokong utama dengan pertumbuhan 4,82 persen, disusul real estate dan konstruksi yang melonjak 15,36 persen, perdagangan besar dan eceran 2,82 persen, serta transportasi dan pergudangan 2,47 persen. Kontribusi ini menempatkan Banten sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa sebesar 6,94 persen.
Pembangunan Infrastruktur
Sejalan dengan itu, Pemerintah Provinsi Banten terus menggenjot pembangunan infrastruktur, baik yang dikerjakan Pemprov maupun kabupaten/kota. Program Bangun Jalan Desa Sejahtera (Bang Andra), misalnya, diarahkan untuk mempermudah akses pertanian. Bahkan pada perubahan APBD 2025, Pemprov Banten mengalokasikan pembangunan Jalan Poros Desa Sidang Asih–Badak Anom di Kabupaten Tangerang sepanjang 1,5 km. Jalan ini membuka akses ke 500 hektare sawah produktif, potensi besar yang bisa menggerakkan roda ekonomi desa. Serta titik-titik yang lain telah digarap di berbagai wilayah.
Di sisi lain, proyek berskala nasional seperti Tol Balaraja–Panimbang dan pengembangan Kawasan Industri Krakatau juga menjadi motor penggerak pertumbuhan.
Transportasi Massal dan Investasi
Tak hanya infrastruktur dasar, Banten juga tengah bersiap memasuki era transportasi massal modern. Rencana pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) di Banten menjadi magnet baru bagi investasi. Dalam pertemuan antara Gubernur Banten Andra Soni bersama pemerintah daerah dan Direktur Utama MRT Jakarta, dipaparkan dua fase pembangunan jalur MRT.
Fase pertama menghubungkan Lebak Bulus–Serpong, melanjutkan jalur eksisting Jakarta. Sedangkan fase kedua mengarah ke utara, Kembangan–Balaraja, sebagai bagian dari proyek strategis nasional jalur East West Cikarang–Balaraja. Jalur sepanjang 29 km dengan 14 stasiun ini diperkirakan akan mengubah wajah Tangerang Raya, memperpendek jarak dengan Jakarta, sekaligus meningkatkan mobilitas, produktivitas, hingga nilai properti di kawasan sekitarnya.
Bila dilihat lebih jauh, kehadiran MRT bukan sekadar urusan transportasi. Ia membawa multiplayer effect—mulai dari tumbuhnya UMKM, meningkatnya sektor kuliner, hingga terbukanya peluang usaha baru. Dampak positif lain adalah berkurangnya polusi udara akibat berkurangnya kendaraan pribadi, yang tentu saja berdampak pada kualitas kesehatan masyarakat.
Ekosistem Wirausaha Muda
Namun pertumbuhan ekonomi tak hanya bergantung pada infrastruktur dan investasi besar. Peran generasi muda sangat penting dalam menciptakan kemandirian ekonomi Banten. Dengan empat kabupaten dan empat kota, Banten memiliki sumber daya manusia yang melimpah. Tantangannya adalah bagaimana menyiapkan mereka menjadi wirausaha muda yang tangguh.
Membangun ekosistem wirausaha muda berarti menciptakan lingkungan yang saling mendukung, mulai dari individu yang kreatif dan berani mengambil risiko, pendidikan yang memberi ruang bagi inovasi, akses permodalan yang mudah, hingga regulasi yang mempermudah langkah mereka. Jejaring komunitas, teknologi digital, serta akses pasar lokal dan global juga menjadi kunci.
Jika ekosistem ini berjalan, maka lahirlah generasi muda Banten yang tak hanya mencari pekerjaan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja. Mereka akan menjadi energi baru bagi perekonomian, sejalan dengan pembangunan besar yang sedang berlangsung.
Penutup
Seperempat abad usia Banten bukan hanya perayaan, tetapi juga momentum refleksi. Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari nasional. Serta pembangunan infrastruktur yang masif dan hadirnya transportasi modern. Ditambah lagi iklim ekosistem wirausaha muda, Banten semakin mantap melangkah menjadi provinsi yang maju dan mandiri di masa depan.
Oleh: Sudin Antoro
Penulis Adalahm Ketua IKatan Media Online (IMO) Indonesia Dewan Pimpinan Wilayah Banten