Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Mempertegas Komitmen Ideologi Bangsa

Putraindonews.com – Jakarra | Hari Kesaktian Pancasila yang kita peringati setiap tahun hendaknya dapat dimanfaatkan optimal bagi penguatan perjalanan bangsa ke depan dalam suatu bingkai NKRI yang utuh dan solid. Kita sudah harus beranjak dari peringatan seremonial tahunan dan tidak lagi larut sekedar mengenang kembali sejarah kelam dimana ideologi bangsa sempat berada di pinggir jurang.

Kita tentu tidak lupa betapa di masa lalu elemen kekuatan Pancasilais masyarakat bangsa bangkit bergerak mempertahankan ideologi yang telah kita tetapkan bersama sebagai panduan, pedoman dan landasan kita dalam bermasyarakat dan berbangsa.

Untuk itu tidak sedikit pengorbanan yang harus kita berikan baik moril, materiil bahkan terutama gugurnya para Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Dari peristiwa berdarah yang terkenal dengan sebutan tragedi G30S/PKI itu, kita kembali terkenang dengan ucapan Bung Karno bahwa tantangan di era kemerdekaan justru akan semakin berat ketika musuh yang kita hadapi adalah bangsa sendiri.

Peristiwa G30S/PKI menunjukkan bahwa sifat dan sikap sebagian elemen masyarakat yang hendak memaksakan kehendaknya, merubah dasar dan landasan bernegara, telah menempatkan mereka sebagai penghianat terhadap bangsanya sendiri.

BACA JUGA :   Hj Hartini: Masih Kurang Buku Bertema Sejarah dan Budaya Gowa

Penghianatan dalam konteks ini dapat dilihat sebagai suatu sikap dan tindakan pengabaian atas suatu komitmen dan kesepakatan dalam mencapai tujuan bersama.

Pengabaian selanjutnya penghianatan terhadap Pancasila sebagai wujud kesepakatan dan komitmen bersama masyarakat bangsa berarti penghianatan terhadap tujuan bernegara itu sendiri, yakni; “..melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum serta mencerdaskan kehidupan bangsa.”

Komitmen Terhadap Ideologi Pancasila

Kiranya komitmen terhadap ideologi Pancasila sudah tidak cukup sekedar peringatan dan menempatkannya dengan lebel hari kesaktian.

Perlu ada upaya lebih untuk membumikan dan mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Upaya revitalisasi ini semakin dibutuhkan mengingat potensi kehadiran elemen sempalan masyarakat seperti di masa lalu masih akan terus terjadi baik dari ekstrim kiri maupun ekstrim kanan.

Justru tantangan revitalisasi kita adalah berjuang secara sistematis mengeliminasi peluang mereka sehingga peristiwa kelam pada sejarah bangsa tidak terulang di masa depan.

Berbagai situasi dan kondisi yang memberi peluang hadir bersemainya bibit-bibit penghianatan terhadap Pancasila harus diantisipasi dan diatasi sedini mungkin.

BACA JUGA :   Menguak Praperadilan dan Politik Peradilan di Indonesia

Rendahnya tingkat pendidikan, minimnya kemampuan memenuhi kebutuhan dasar, perasaan termarjinalkan di tengah kesenjangan ekonomi merupakan beberapa penyebab potensial yang memudahkan hadirnya kelompok-kelompok pembangkang di tengah masyarakat.

Kelompok pembangkang yang tidak bisa mensyukuri dan menikmati kebhinekaan beserta segala kekayaan alam dan budaya nusantara.

Karenanya, upaya menjaga eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu wilayah yang utuh berdaulat sebagai legasi para leluhur pejuang bangsa wajib dirawat dijaga dan dikembangkan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Momentum kesaktian Pancasila di tengah suasana Pemilu yang semakin hangat hendaknya semakin menunjukkan kedewasaan masyarakat dalam menyikapi perbedaan yang ada.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober tahun 2023 ini, hendaknya menjadi momentum puncak penyadaran dan mempertegas kembali sikap bahwa kita memaknai perbedaan ini sebagai kekayaan yang akan kita gunakan untuk membangun rasa keadilan, kepastian hukum dan kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat.

Penulis: Putu Suasta (pemerhati sosial politik, alumnus UGM & Cornell University)

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!