Syarief Hasan Berharap Pemilihan Presiden Berlangsung Satu Putaran

Putraindonews.com-Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrat, Prof. Dr. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA, berharap pemilihan presiden dalam Pemilu 2024 ini sebaiknya hanya berlangsung satu putaran saja. Dengan satu putaran Pilpres maka sudah bisa diketahui siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pada periode 2024-2029. Pemilihan Presiden satu putaran akan membuat rakyat lebih tenang.

“Kita harapkan dengan satu putaran ini maka Pemilu bisa lebih cepat selesai sehingga rakyat tidak perlu lagi datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Selain itu, Pilpres satu putaran juga bisa menghemat biaya Pemilu,” kata Sjarifuddin Hasan di sela-sela kegiatan pengecekan dan pengobatan gratis di Cianjur, Jawa Barat, Jumat (9/2/2024).

Seperti diketahui, beberapa lembaga survei menyebutkan adanya potensi peluang satu putaran untuk pemilihan presiden. Dari beberapa survei pemilihan presiden yang diselenggarakan lembaga survei seperti Indikator, LSI Denny J.A, dan Poltracking, menyebutkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sudah melampaui angka 50 persen plus satu. Karena itu, peluang untuk terjadinya pemilhan presiden satu putaran semakin terbuka.

Syarief Hasan, sapaan Sjarifudin Hasan, mengakui dari berbagai survei yang dilakukan memang elektabilitas pasangan nomor urut 2 Prabowo – Gibran cenderung naik terus. “Angka elektabilitasnya semakin bagus. Sudah tembus 50 persen. Kalau sudah tembus 50 persen, maka peluang terjadinya Pilpres satu putaran semakin terbuka dan menguat,” katanya.

BACA JUGA :   Pimpinan MPR Dukung Diplomasi Hijau Presiden Prabowo Bangun Kolaborasi Global Hadapi Krisis Iklim

Menurut Syarief Hasan, bila pemilihan presiden berlangsung satu putaran dan sudah diketahui pemenangnya, maka suasana menjadi tenang, pemerintah bisa menjalankan program-programnya, dan rakyat tidak perlu lagi datang ke TPS untuk melakukan pencoblosan kembali. Selain itu, Pilpres satu putaran bisa menghemat biaya sekitar Rp 17 triliun sehingga biaya tersebut bisa dialihkan untuk program lainnya mensejahterakan rakyat.

Di sisi lain, ada pihak-pihak yang mengatakan jika pemilihan presiden berlangsung satu putaran maka ditengarai terjadi kecurangan-kecurangan dan penyalahgunaan kekuasaan. Menanggapi hal ini, Syarief Hasan mengatakan kecurangan tidak akan terjadi karena adanya transparan dalam pelaksanaan Pemilu. “Kita bisa melihat adanya transparansi dalam pelaksanaan Pemilu. Karena itu, kita bisa melihat apakah Pemilu berlangsung dengan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil,” kata anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini.

Jika seandainya pemilihan presiden pada kenyataannya terjadi dua putaran, Syarief Hasan pun menegaskan siap untuk menghadapi dua putaran. “Sebaiknya jangan berandai-andai. Tapi, kalau pemilihan presiden terjadi dua putaran, kita lihat saja nanti. Kalau memang pemilihan presiden harus dua putaran kita lihat nanti,” tuturnya.

BACA JUGA :   Yandri Susanto : Jaga Kedamaian dan Kesejukan Banten

Syarief Hasan menambahkan, pihaknya sedang mencermati survei-survei di tingkat nasional maupun di daerah pemilihan. Sebab, dari survei-survei itu bisa diprediksi perolehan suara dan perolehan kursi partai politik. “Dari beberapa survei nasional, perolehan suara Partai Demokrat cukup baik sekitar 7,5 persen. Artinya, suara partai ini akan mempengaruhi perolehan kursi di DPR. Dengan gambaran survei nasional itu, maka bisa diperkirakan pula perolehan kursi di tingkat daerah pemilihan. Mudah-mudahan kita mendapatkan perolehan kursi yang banyak, termasuk juga di daerah pemilihan,” kata anggota DPR dari daerah pemilihan Kabupaten Cianjur dan kota Bogor ini.

Dalam rangkaian kegiatan di daerah pemilihan, Syarief Hasan menggelar pengecekan dan pengobatan gratis di kampung Tajur Halang, desa Sindangkala, kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur. Kepada masyarakat yang mengikuti pengecekan dan pengobatan gratis, dia mengingatkan untuk melakukan pengecekan kesehatan secara rutin. “Lebih baik melakukan tindakan pencegahan daripada mengobati. Kalau sudah terkena penyakit, diperlukan pengeluaran untuk pengobatan. Bahkan, karena besarnya biaya pengobatan malah bisa membuat keluarga menjadi miskin,” ujarnya.Red/SG

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!