Putraindonews.com – Jakarta | Menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024, semua pihak saat ini tengah mengarahkan pandangannya untuk membaca ‘fenomena Gibran’ (Gibran Rakabuming Raka), khususnya dalam Pilpres 2024 nanti. Sebab, kehadiran putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebaga calon wakil presiden (cawapres) nya Prabowo Subianto itu, tidak hanya menggerus basis suara PDI Perjuangan di Jawa Tengah (Jateng), tapi juga mengalahkan klaim atas kepemilikan suara tradisional di Jawa Timur (Jatim).
Klaim ini disampaikan Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah dalam pengantar diskusi Gelora Talks dengan tema ‘Kemana Suara di Jawa Timur: Muhaimin atau Gibran?, Rabu (29/11/23) petang.
Apalagi menurut Fahri, kehadiran Gibran telah menggeliatkan suara pemilih pemula, milenial dan zelenial yang cukup masif. Sebab, Gibran dianggap sebagai politisi muda yang berani, sehingga kontroversi-kontroversi di tingkat pusat dilupakan.
“Rupanya Gibran itu cukup menyentak akar rumput pemilih pemula dan pemilih muda. Nah, saya kira ini menarik untuk dibedah. Gibran ini merepresentasikan pemilih baru, pemula, mileinal dan zelenial yang mampu mengalahkan klaim-klaim tradisional tentang kepemilikan suara di Jawa Timur. Afiliasi-afliasi berbasis tradisional itu dikalahkan,” ujarnya.
Bahkan, Fahri menduga akan ada mobilisasi pemindahan pemilih ke pasangan Prabowo-Gibran yang cukup besar dalam 20 hari terakhir masa kampanye. Sekarang saja, katanya, baru pada tahap awal pendahuluan.
“Selain kehadiran mas Gibran yang membuat guncangan di Jawa Timur. Pak Prabowo juga memiliki basis pengenalan yang luas di kalangan kiai dan santri di basis-basis pesantren sejak dulu. Makanya Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) itu kawannya Pak Prabowo,” sebut dia lagi.
Fahri juga mengatakan, elektabilitas suara PDIP salah satu pemenang di Jatim, berikut suara capresnya (Mahfud MD) akan terguncang hebat, karena kemenanganya selama ini ada kontribusi dari Jokowi bakal terganggu. Apalagi dengan adanya Gibran yang dianggap terafiliasi langsung dengan Ayahnya Jokowi, maka elektablitas PDIP yang dipengaruhi dan dikontribusikan oleh Jokowi, akan guncang juga mengganggu basis suara capres nomor 3.
“Nah, terkait calon nomor 1, terutama Pak Muhaimin Iskandar, dimana afiliasi cukup besar kepada PKB di Jawa Timur. Tetapi kita temukan justru afiliasi terhadap pribadi Pak Muhaimin selama ini tidak terlalu besar,” imbuhnya.
Ia menambahkan, Partai Gerindra akan mendapatkan coat-tail effect atau ‘efek ekor jas’ di Jawa Timur sebagai kekuatan politik baru di Jatim, karena dukungannya kepada calon presiden (capres) Prabowo Subianto, yakni Gibran yang saat ini masih menjabat Walikota Solo tersebut.
“Battleground di Jawa Timur selama ini menjadi persaingan PDIP dan PKB, dan sekarang masuk Gerindra. sebagai kekuatan baru. Dugaan saya Partai Gerindra akan mendapatkan coat-tail effect Pak Prabowo,” pungkas Caleg DPR RI dari Partai Gelora untuk Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I tersebut. Red/HS