Tak Kunjung Mendapat Jatah Menteri, Pengamat Politik ; Mending PAN Keluar Dari Koalisi

***

Putraindonews.com – Jakarta | Partai Amanat Nasional (PAN) telah resmi bergabung ke Koalisi pemerintah. Kepastian itu terungkap setelah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan ikut rombongan pemimpin parpol koalisi bertamu ke Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (25/8/2021) lalu.

Pertemuan itu dihadiri enam ketua umum dan enam sekretaris jenderal partai politik yang selama ini mendukung pemerintah.

Selain itu, ada pula dua perwakilan dari PAN yakni Ketua Umum Zulkifli Hasan dan Sekretaris Jenderal Eddy Soeparno.

Sekretaris Jenderal NasDem Johnny G Plate menyebut PAN sebagai sahabat baru dalam koalisi. NasDem diketahui sudah dua periode menjadi koalisi bagi kepemimpinan Jokowi sejak awal.

Sementara itu PAN, seperti pada periode 2014-2019, pada periode 2019-2024 ini pun terbilang anak baru dalam koalisi mendukung pemerintahan Jokowi.

Sejumlah elit PAN sendiri dikabarkan bakal mengisi sejumlah pos di Kementerian, seperti Ketua Umumnya Zulkifli Hasan, Soetrisno Bachir hingga tokoh lainnya.

BACA JUGA :   Pasca-PDIP Usung Ganjar, Demokrat Pastikan Konsisten Majukan Anies Pemilu 2024

“Namun demikian, Jokowi sepertinya belum memberikan jatah itu ke PAN”.

Untuk itu, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie menyarankan agar PAN sebaiknya keluar dari koalisi tersebut.

“Harusnya PAN keluar koalisi pemerintah, percuma mendukung tapi tak ada kader di pemerintahan, ini kan buang-buang waktu dan energi. Sebaiknya PAN perkuat dukungan ke oposisi dengan Demokrat dan PKS biar naik elektabilitasnya,” ujar Jerry, Sabtu (19/2/2022) di Jakarta.

Jika PAN mengambil keputusan keluar dari Koalisi, Jerry berkeyakinan Partai yang didirikan Amien Rais itu akan masuk dalam jajaran 5 besar. “Coba lihat growth atau pertumbuhan partai Demokrat, bahkan pernah nagkring di 3 besar dan juga bertahan di 5 besar.

Bahkan, disisi lain Ketum Demokrat Agus Harimukti Yudhouono (AHY) saat ini mampu menaklukan Ketua Umum PAN Zulkifki Hasan,” tegasnya.

Sejak awal PAN memutuskan bergabung dengan koalisi, menurut Jerry paling tidak berharap ‘durian runtuh’ ada kursi di kabinet, “Saya nilai PAN telah salah mengambil keputusan, tapi hal ini belum terlambat, sebaiknya PAN lebih getol memperjuangkan kepentingan rakyat,”.

BACA JUGA :   Berbagi Dengan Masyarakat Dihari Jadinya Ke-23, PBB Bali Terus Kibarkan Bendera

Jika PAN terus berharap akan mendapat tawaran posisi Menteri, Jerry menilai ibarat pungguk merindukan bulan.

“Kalau saya nilai sulit mempercayai omongan, semua bahasa kerap hanya pepesan kosong dan angin surga. Malah PAN dirugikan dengan tingkat elektabiltasnya yang saat ini sudah kalah telak dari Demokrat. Ngapain bertahan di koalisi dengan public policy yang amburadul,” tukasnya.

Jokowi kata Dia, menggunakan rumus politik tarik ulur, janji dan isu reshuffle pada Desember 2021 lalu, faktanya juga nihil.

“Ada istilah “Nihilisme” itulah yang terjadi di PAN, sudahlah pak Ketua Zulhas get out sajalah dari koalisi, tak ada keuntungan juga buat PAN malah rugi besar. PAN juga akan terimbas saat kredibilitas pemerintahan Jokowi menyusut atau turun,” pungkasnya. Red/Ben

***

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!