Putraindonews.com – Indonesia sekarang tengah berhadapan dengan situasi geopolitik yang tidak menguntungkan, yakni adanya konflik global dan ancaman smart war (perang yang cerdas), bukan perang konvensional.
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) 2002-2005 Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim menyatakan ini saat menjadi narasumber dalam Gelora Talk bertema ‘Arah Politik Luar Negeri Prabowo: Dari Isu Ukraina Hingga ke GAZA’ yang ditayangkan dikanal YouTube GeloraTV, dikutip Kamis (6/6/2024).
Chappy mengatakan, konflik geopolitik global itu terjadi antara Rusia-Ukraina, Israel-Iran, Amerika Serikat-China. Lalu, adanya ancaman perang di Laut China Selatan, dan ancaman AUKUS Australia.
“Semua itu adalah konflik geopolitik berupa perang, dan sekarang perang tersebut, sudah mencapai smart war yang memerlukan smart defence sistem,” sebutnya.
Menurut Founder and Chairman Indonesia Center for Air Power Studies ini, situasi tersebut menjadi tantangan bagi pemerintahan baru dibawa pimpinan Prabowo Subianto, dalam memposisikan Indonesia sebagai negara originaly dan origanily position.
“Dimana NKRI itu adalah anti imperialisme dan kolonialisme dan pelopor negara-negara nonblok. Sehingga kita bisa mengetahui apa yang harus kita posisikan,” pungkas Chappy Hakim. Red/HS