Naas, Niat Mencari Lauk di Teluk Ngedo, Dua Warga Patiala Dipolisikan Hotel Ngalung Kalla

Putraindonews.com – NTT | Peristiwa naas menimpa dua warga Patiala Dete yang saat ini bekerja sebagai karyawan Hotel Ngalung Kalla yang berada di Desa Patiala Dete, Kecamatan Laboya Barat, Kabupaten Sumba Barat, NTT.

Kedua warga itu bernama Paulus Pati Mone dan Jefrianus Kedu Tada. Bermula saat selepas kerja, keduanya menyiapkan alat tangkap ikan berupa panah, lalu ke Teluk Ngedo memanah ikan untuk dijadikan lauk pada Selasa 7 November.

Setelah mendapat ikan, merekapun bergegas keluar di darat. Sesampai di darat, Pak Kris sebagai pemilik Hotel lansung mencegat mereka dengan memarahi dan memgancam keduanya dipecat dari Hotel karena telah menangkap ikan di Teluk Ngedo.

BACA JUGA :   Akademisi Unhas Sindir Upaya Koruptor Gagal Amputasi Kewenangan Kejakaaan

Usai dimarahi, kedua karyawan meminta maaf, namun Pak Kris tetap ngotot memberhentikan mereka. Merasa tidak terima keputusan Pak Kris, mereka emosi dan mengancam balik Kris jika tetap memecat mereka.

Setelah itu mereka pulang ke rumah masing-masing. Keesokan paginya pada Rabu 8 Nobember mereka tetap masuk kerja, tetapi Kris tetap ngotot meminta mereka berhenti dan pada akhirnya mereka bertengkar lagi dan Kris menghubungi Polsek Lamboya dan setelah itu mereka berdua diamankan di Polsek Lamboya.

Setelah kejadian tersebut keluarga dan masyarakat nelayan adat melakukan rembuk untuk menyikapi persoalan yang tengah dihadapi.

Adapun hasil rembuk warga, mereka bersepakat untuk melakukan protes terhadap pihak Hotel Ngalung Kalla yang secara lansung menguasai teluk Ngedo dan sekitarnya dan melarang akses masyarakat nelayan untuk mengambil ikan di Pantai Ngedo.

BACA JUGA :   Sebanyak 367 Pelaku Tawuran Diamankan Polrestro Depok

Ditemui Putraindonews.com, Katto Nanga selaku keluarga korban menyampaikan kekecewaannya terhadap Pihak Hotel Ngalung Kalla yang bertindak tidak manusiawi.

“Mereka larang semua masyarakat untuk ke Teluk Ngedo, ini orang luar datang usir masyarakat lokal. Padahal yang saya tau walaupun tidak sekolah, tidak ada yang bisa klaim laut sebagai hak milik,” tandasnya dengan tegas pada Media ini, Kamis (9/11/23).

“Kami juga lakukan protes karena selama ini Pak Kris dengan leluasa mengambil pasir dan batu di pantai untuk pembangunan Hotel,” pungkasnya. Red/Nov

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!