Putraindonews.com – Jakarta | Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra menyebut program pengiriman guru bantu untuk mengajar Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah di Australia sangat positif.
“Bagaimanapun, pengiriman guru bantu secara daring sangat berbeda dampaknya dengan pengiriman guru bantu secara luring,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra Mukhamad Najib melalui keterangan tertulis, Kamis (27/7).
Pernyataan itu ia sampaikan saat menyambut kedatangan guru bantu Bahasa Indonesia di Scotch College, Melbourne, Australia, pada Selasa (25/7).
Nadjib mengatakan program pengiriman guru bantu Bahasa Indonesia ke sekolah-sekolah di Australia merupakan bagian dari program mobilitas internasional mahasiswa yang sangat berguna.
Para mahasiswa, kata dia, akan mendapat banyak pengalaman baru yang tidak bisa diperoleh saat mereka melakukan praktek mengajar di dalam negeri.
Najib mengatakan pengiriman guru bantu secara luring ke Australia baru dilakukan saat ini, sejak pandemi COVID-19.
“Saat ini COVID-19 sudah tidak lagi menjadi pandemi, dan Australia sudah terbuka bagi mahasiswa asing untuk datang. Sehingga pengiriman guru bantu secara luring menjadi opsi terbaik,” kata dia.
Para guru bantu tersebut, kata Najib, tidak hanya membantu mengajar Bahasa Indonesia, tetapi juga mengenalkan dan mengajarkan seni dan budaya Indonesia kepada siswa Australia.
“Hal ini tentu sangat positif, karena para siswa menjadi semakin tertarik belajar bahasa dan mereka juga tertarik untuk berkunjung ke Indonesia,” jelas Najib lebih lanjut. Red/HS