Tangsel Jadi Tempat Percontohan Nasional 1Rumah 1 Jumantik.

2016-06-15 21.16.00

Airin menjadi narasumber di Asean Dengue Day Ke-6.

PutraIndoNews.com – Ciputat, Memasuki puncak penularan Demam Berdarah Dengue (DBD), 10 negara Anggota ASEAN memperingati ASEAN Dengue Day (ADD), yang diperingati setiap tanggal 15 Juni dan tema tahun ini adalah “Bergerak bersama cegah DBD melalui gerakan 1 rumah 1 Jumantik.

Pada perhelatan yang berlangsung di Grand Sahid Hotel, Jakarta. Walikota Tangerang Selatan , Airin Rachmi Diany, memaparkan Gerakan 1 rumah 1 Jumantik, Jumantik merupakan singkatan dari Juru pemantau Jentik dimana Kota Tangsel telah berhasil menekan penularan Demam Berdarah Dengue (DBD) dibawah rata-rata nasional, sekaligus menjadi percontohannya di 3 tempat, yaitu; Pamulang Timur di Villa Inti Persada, di RW 10 kelurahan Pondok Benda, dan di RW 24 kelurahan Benda Baru.

Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran anggota Posyandu dan Posbindu disetiap kecamatan hingga tingkat RT. Juga dukungan dari Jumantik yg bekerja sama dengan tiga Universitas, yaitu UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Pamulang dan Universitas Muhamadiyah Jakarta.

BACA JUGA :   Kasus Positif COVID-19 Meningkat Tajam Menjadi 3.842, Sembuh 286

Peringatan ASEAN Dengue Day ke-6 ini dihadiri menteri kesehatan RI yg di wakili oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemnkes RI, dr. H.M. Subuh, MPPM, perwakilan dari RS. RSCM, Prof Dr dr. Sri rejeki hadinegoro juga sebagai narasumber.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Perwakilan dari WHO dan UNICEF dan perwakilan dinas kesehatan kab/kota dan propinsi seluruh Indonesia.

Untuk mensukseskan gerakan 1 rumah 1 Jumantik, di setiap rumah harus ada satu orang anggota keluarga yg berperan sebagai juru pemantau jentik, Krn saat ini DBD tidak hanya menyerang tempat yg kotor, namun tempat bersihpun akan terjangkiti jika pemahaman mengenai timbulnya jentik nyamuk Aedes aegypti tidak dipahami oleh anggota keluarga. Sehingga pemberantasan sarang nyamuk secara rutin dapat dilakukan, selama hujan turun maka akan selalu timbul DBD, berubahnya siklus 5 tahunan puncak DBD di beberapa negara ASEAN juga di Indonesia sehingga perlunya Jumantik juga bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dn kesiapan masyarakat menghadapi DBD.

BACA JUGA :   PLN Jamin Semua Pembangkit Siap Layani Momen Lebaran 2024

Pada tingkat dini pengendalian dalam memperbaiki lingkungan agar kita tidak lengah terhadap DBD yg selalu merenggut korban jiwa, perhatian vektor nyamuk, pengendalian angka kematian.

Sarana prasarana yang disediakan pemerintah merupakan upaya pengendalian tahap kedua (kematian).

Memelihara drainase tmpat kembang biak, perbaikan drainase melalui Pemda. Karena yang paling di perhatikan adalah jika DBD mengenai ibu hamil itu yg di antisipasi, Krn akan mempengaruhi janin saat kehamilan. Jika Ibu hamil demam pegal-pegal keluar bintik merah, segeralah berobat.

Kemenkes mengingatkan kepada seluruh jajaran kesehatan di tanah air agar penanggulangan DBD dilaksanakan sebagai bagian dari pendekatan keluarga dalam mewujudkan keluarga sehat, dalam penerapan pendekatan keluarga, Puskesmas dan jaringannya melakukan kunjungan rumah secara periodik di wilayah kerjanya, kunjungan rumah dimaksud;

1.  mendeteksi secara dini dan pengobatan segera,

2. Upaya promotif dan preventif dan

3. Pengendalian faktor resiko penyakit. Oleh karena itu pemahaman masyarakat tentang DBd harus ditingkatkan bersama secara insentif.

*Rz

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!