Putraindonews.com, Jakarta – Kabar mengejutkan datang dari Tim SAR di mana tidak menemukan korban selamat lainnya di balik puing bangunan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Hal ini sekaligus mengonfirmasi pernyataan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto yang menyebutkan kemungkinan masih ada 59 orang yang belum ditemukan.
“Sekarang yang masih hilang, yang ada datanya, yang ada fotonya itu sementara terdata 59 orang,” kata Suharyanto, Kamis (2/10).
Kamis siang, 5 alat berat berupa crane diterjunkan ke lokasi reruntuhan bangunan musala untuk melakukan kegiatan evakuasi.
SAR Mission Coordinator (SMC) Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo dalam keterangan tertulis yang diterima detikJatim mengatakab bahwa penggunaan crane dilakukan setelah tim rescue BASARNAS melaksanakan rangkaian asesmen hingga tiga fase sejak Rabu (1/10) malam.
Pada fase pertama, kata Bramantyo, tim melakukan pengecekan tanda-tanda kehidupan di Site A1, A2, dan A3 dengan cara memanggil korban secara bergantian. Namun hasilnya nihil.
Fase kedua dilanjutkan dengan menggunakan search camera yang menjangkau celah hingga kedalaman 5 meter. Hasilnya juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan.
Hingga pada fase ketiga asesmen dilakukan dengan wall scan suffer 400 untuk mendeteksi keberadaan orang di balik reruntuhan dinding beton. Hasil pemeriksaan itu juga tidak menemukan adanya tanda napas maupun denyut nadi.
Tidak hanya itu, tim rescue BASARNAS juga telah memanfaatkan multi search seismic scanner. Peralatan ini berfungsi menangkap getaran dan suara kecil dari dalam reruntuhan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya korban hidup.
“Selama proses asesmen dan re-asesmen, area lokasi reruntuhan disterilisasi agar tidak ada suara tambahan yang memengaruhi hasil deteksi,” kata Bramantyo, Kamis (2/10). Red/HS