Pangkalpinang, MAPIKỌR.ORG, — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar seminar perkembangan ekonomi Indonesia terkini dari aspek tantangan dan prospek daerah.
“Tujuan seminar ini untuk memberikan pemahaman kepada pemangku kepentingan terkait kebijakan moneter BI sehingga dapat mengarahkan ekspektasi publik, khususnya ekspektasi inflasi, sekaligus memperkuat aspektransparansi kebijakan,” ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Babel, Bayu Martanto di Pangkalpinang, Senin.
Ia menembahkan, kegiatan yang dilaksanakan pda tanggal 28 November 2016 tersebut juga meningkatkan pemahaman pemangku kepentingan di daerah terkait kebijakan moneter sehingga diharapkan dapat mendukung optimalisasi pembangunan ekonomi daerah yang bersinergi dengan pembangunan ekonomi nasional,” katanya.
Ia berharap melalui seminar paserta mendapatkan berbagai feedback terhadap kebijakan yang telah ditempuh dan memperoleh masukan yang penting bagi perumusan kebijakan mendatang untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkesinambungan.
“Koordinasi kebijakan bersama pemrintah perlu terus dilakukan untuk memastikan pengendalian inflasi, penguatan stimulus pertumbuhan dan pelaksanaan reformasi struktural dapat berjalan dengan baik sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujarnya.
Lebih lanjut Ia sampaikan, Bi akan senantiasa melakukan berbagai upaya untuk memperkuat komunikasi kebijakan, baik dengan meningkatkan intensitas maupun jangkauannya sebagai salah satu instrumen penting dalam meningkatkan efektivitas kebijakan moneter.
“Salah satu upaya tersebut ditempuh melalaui komunikasi langsung kepala pemangku kepentingan di daerah dalam bentuk penyelenggaraan seminar guna mendiseminasikan kebijakan moneter yang ditetapkan dalam RDG,” katanya.
Menurutnya, Bank Indonesia adalah otoritas independen yang menjalankan fungsi dan tugas di bidang moneter, pengawasan perbankan secara makroprudensial dan sistem pembayaran.
“Bank indonesia memiliki tujuan mencapai dan memelihara kestabilan rupiah yang tercermin dari dua aspek yaltu nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi,” katanya. (Rhena Mapikor)