Clear 3 Proyek Infrastruktur Buat Lampung

PUTRAINDONEWS.COM – LAMPUNG | Kementerian Perhubungan bersama dengan pemerintah daerah Provinsi Lampung akan membangun sejumlah infrastruktur yang ditarget dalam waktu dekat, yakni 1-3 tahun mendatang.

Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan, sejumlah proyek tersebut tak menggunakan APBN, melainkan dana swasta.

“Jadi clear 3 proyek itu, yang dua selesai 2020, yang satu akhir 2020. Dan uangnya bukan dari APBN, program Kementerian Keuangan menugaskan PII (PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia) untuk membuat proposal setelah itu kita tawarkan untuk ditender supaya swasta ikut,” kata Budi di Rumah Dinas Gubernur Lampung, Bandar Lampung, Minggu (30/6/2019).

Tiga proyek yang dimaksud yakni pengadaan bus baru di terminal Rajabasa Lampung, pengembangan stasiun-stasiun di Bandar Lampung, dan ketiga pembangunan rel long cart yang atau rel pengalihan kereta barang ke luar tengah kota Bandar Lampung.

Pertama, terkait pengadaan bus baru di Terminal Rajabasa. Pengadaan ini rencananya untuk menyesuaikan revitalisasi terminal yang sudah digulirkan dana Rp 400 miliar dari pemerintah pusat. Sehingga, pemda bertugas untuk persoalan bus. Karena, Budi meminta bus-bus yang beroperasi nantinya lebih bagus, bukan lagi bus lama.

BACA JUGA :   LAKSI Sebut Keputusan KPK Berhentikan Endar Priantoro Sesuai Mekanisme

“Saya dengan Pak Gubernur Arinal Djunaidi itu berkaitan dengan busnya. Jadi busnya yang seperti itu (lama) tidak boleh banyak-banyak. Kan kalau bus itu satu tahun kan bisa. Tidak usah semuanya lah, 25%, tapi ada contoh kalau busnya itu baru-baru. Jadi clear bahwa 2020 akhir kita datang lagi ke sini sudah selesai,” jelas Budi.

Kemudian yang kedua sarana perkeretaapian. Pemda diminta mengadakan leasing untuk pengadaan rolling stock (kereta, gerbong, atau pun lokomotif). Sehingga pengadaan ini tak lagi menggunakan dana APBD maupun APBN. Pengadaan ini bertujuan untuk meningkatkan angkutan kereta penumpang di Lampung yang ditargetkan dapat digunakan pada tahun 2020.

“Tapi pemda mesti mengadakan rolling stock, ini pemda yang harus adakan. Mau leasing, bisa kita pertemukan dengan orang yang bisa membangun. Nanti itu kombinasi kerjasama PT KAI (Kereta Api Indonesia) dengan pemda. Itu selesai akhir 2020,” paparnya.

Lalu yang ketiga yakni pembangunan long cart Stasiun Tegineneng ke Stasiun Tarahan. Nantinya kedua stasiun tersebut akan dihubungkan dengan rel baru yang dibangun di luar perkotaan. Sehingga, kereta barang dapat melintas tanpa mengganggu aktivitas masyarakat di kota Bandar Lampung.

BACA JUGA :   KAI Buka Kembali Pemesanan Tiket Lebaran 2024 Tahap Kedua

“Yang ketiga adalah namanya kereta, long cart. Tegineneng ke Tarahan. Selama ini kita mikir pusing, mau dari kantong APBN tidak ada uang, terbatas. Ada prioritas yang lain ternyata, Pak Gubernur bersama-sama BUMN dan Kemenkeu, pembebasan tanah sudah ada. Nah itu kita tinggal bebasin tanah dan mengundang swasta ini kombinasi antara BUMN, BUMD, swasta, termasuk PT KAI atau yang lain,” terang Budi.

Untuk long cart sendiri, pembangunannya ditargetkan rampung pada akhir 2022 atau maksimal awal tahun 2023.

“Ini (long cart) memang butuh waktu. Karena kita membutuhkan FS kira-kira 6 bulan, setelah itu tender 6 bulan juga, jadi 1 tahun kan itu. Lalu bangun dan bebasin tanah kira-kira 2-3 tahun. Jadi 2022 akhir atau awal 2023. Jadi tidak lagi kemacetan,” tandasnya.

Sebagai informasi, long cart ini dibangun karena kereta barang yang selama ini melintas di tengah kota Bandar Lampung dapat memakan waktu hingga 30 menit. Hal tersebut seringkali menyebabkan kemacetan dan mengganggu aktivitas warga. Karena, panjang keretanya bisa mencapai 60 gerbong.

Agung – Lampung

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!