PUTRAINDONEWS.COM
New York | 11 April 2019. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan ada beberapa tantangan yang harus diselesaikan dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Pertama adalah tingginya kasus stunting. Untuk itu, Pemerintah telah mengalokasikan 5% dari APBN #uangkita untuk meningkatkan kualitas kesehatan.
“Indonesia masih memiliki berbagai persoalan kesehatan seperti stunting. Ini menjadi salah satu tantangan terbesar di Indonesia. Kami kembangkan penanganannya dibantu oleh World Bank dengan penanganan lintas institusi.
 Dalam bidang kesehatan kami juga membuat universal health coverage. Tantangan terbesar bukan dalam anggaran ataupun kebijakannya namun terletak pada eksekusinya,” jelas Menkeu dalam kuliah umum di Cornell University, New York (09/04) waktu setempat.
Tantangan kedua yaitu di bidang pendidikan. Menkeu mengatakan, bagaimana cara meningkatkan kualitas pendidikan yang merata di wilayah Indonesia yang sangat luas. Selanjutnya, meningkatkan kualitas pendidikan dengan anggaran yang telah didesentralisasi dengan penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Kemudian, bagaimana pendidikan menghasilkan keterampilan yang tepat. Pemerintah saat ini mengalokasikan anggaran tertinggi dalam APBN bukan untuk militer tapi untuk pendidikan sebesar 20%.
Ketiga, melibatkan pihak swasta agar bisa berpartisipasi dalam pendidikan.
Salah satunya adalah dengan memberikan insentif seperti pengecualian pajak untuk buku literatur, insentif pajak untuk riset dan pelatihan vokasi serta dana abadi pendidikan untuk riset.
“Dalam kebijakan fiskal, kami memberikan beberapa mekanisme insentif antara lain insentif pengecualian pajak untuk buku literatur, insentif pajak untuk riset dan pelatihan vokasi. Kami juga membuat sovereign wealth fund untuk pendidikan dimana dalam periode 10 tahun telah menghasilkan banyak hal (sekaligus) untuk riset sebagai sarana alumni dan swasta untuk menguatkan riset dan development,” jelasnya.
Menkeu melanjutkan, membangun SDM merupakan tantangan yang sulit karena hasilnya tidak dapat dilihat dalam waktu singkat.
“Kalau anggaran infrastruktur, kita bisa melihat hasilnya. Sementara hasil belanja untuk human capital tidak terlihat secara langsung dan butuh waktu lama,” jelas Menkeu.
Oleh karena itu, Menkeu mengatakan, isu SDM juga perlu campur tangan teknologi. Ia mengapresiasi salah satu solusi start up seperti Ruang Guru untuk mengurangi gap kualitas guru sekaligus sebagai alternatif siswa dapat belajar lebih mandiri.
“Isu human capital harus diatasi dengan teknologi. Salah satu inisiatif dalam peningkatan SDM adalah dengan adanya startup baru dengan Ruang Guru untuk mengurangi gap kualitas guru. Ini menjadi alternatif agar siswa meningkatkan kualitas,” tuturnya.
Tantangan lain adalah pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit dalam melakukan investasi dalam pengembangan revolusi industri 4.0. Untuk itu, optimalisasi pendapatan serta perbaikan sistem perpajakan menjadi langkah reformasi kebijakan fiskal yang diambil oleh Kementerian Keuangan.
“Agar kebijakan pengembangan SDM tetap berlangsung, kita butuh pajak. Indonesia telah melakukan reformasi perpajakan agar keberlangsungan ekonomi tetap berjalan. Reformasi perpajakan bukan hanya agar bisa memperoleh sumber perpajakan yang lebih banyak namun dengan cara yang lebih efisien dan lebih baik,” paparnya.
Terakhir, Menkeu dalam penutupnya mengatakan dunia telah berubah dalam revolusi Industri dan memberikan keuntungan untuk banyak negara. Revolusi industri 4.0 memberikan kesempatan negara berkembang dan negara emerging untuk melanjutkan pembangunan atau demokratisasi program pembangunan. (**)