Putraindonews.com – Purwakarta | Ramlan Samsuri Wijaya Kusumah, Kang Prabu mencoba meluruskan arti ‘sampurasun rampes’ yang selama ini banyak disalahpahami orang.
“Supaya jadi pemahaman untuk kita semua dan pemaparan ini semoga dapat diterima oleh warga masyarakat. Di sini saya akan memberikan pemaparan terkait arti dari kata sampurasun rampes,” katanya kepada Putraindonews, Senin (26/6).
Upaya menjelaskan kembali makna kalimat tersebut guna mencegah pihak-pihak yang kerap menggunakan kalimat tersebut dengan mengatasnamakan Siliwangi.
“Agar setelah diberikan pemaparan semoga dapat di pahami dan tidak ada lagi oknum oknum yang mempertanyakan apalagi mengatasnamakan atau membawa bawa nama Siliwangi. Namun tidak paham atau tidak mengerti arti kata dari Sampurasun Rampes,” ucapnya.
Ia menambahkan, arti dari sampurasun yaitu hampura insun, yang berarti tidak bisa sempurna di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
“Tetapi bersama makhluk ciptaanya sama-sama sempurna makanya, sejajar. Intinya arti sampurasun itu saya sesama manusia itu tingkatannya sama sama sejajar tidak ada yang di bawah atau tidak ada yang di atas, makanya di nama kan Sejajar,” terang dia.
“Intinya kita tidak boleh suka menyakiti orang lain kalo tidak mau disakiti oleh orang lain. Dalam menjalani kehidupan, semua orang ingin merasakan kedamaian. Jalan kedamaian tersebut itu harus di tunjang oleh silih asah, silih asih dan silih asuh makanya kalau kita dalam kehiduoan sehari hari kita selalu menjalankan silih asah, silih asih dan silih asuh kepada sesama, maka, hidup kita pasti akan damai..karena Islam mengajarkan kedamaian bukan perpecahan,” tambahnya.
Menurutnya, penjabaran lebih lanjut terkait makna kalimat tersebut tak lain mengajarkan arti penting kedamaian.
“Kalo kita sudah damai berarti selamat…kalo selamat berarti kita telah merdeka. Jadi masuk dalam istilah asah asih asuh dan harus silih sesengitan. Jadi kalo kita sudah merdeka akan terang hidupnya…makanya kita harus selalu saling asah, saling asih dan saling asuh dan selalu saling memberikan kebaikan. Jadi caang (terang) itu cahaya. cahaya itu Sunda,” ucapnya.
“Jadi barang siapa yang mengaku orang Sunda harus bisa memberi cahaya ke orang lain dan harus bisa menerima cahaya orang lain tapi harus punya cahaya sendiri supaya jangan hilang pamor/ pangacian itu yang di sebut karakter. Jadi ini seandanya satu alam dunia tahu arti salam sampurasun Rampes pasti alam dunia damai. Soalnya kalo sesepuh Sunda mah semuanya juga di silokaan (memiliki ciri). Tapi mari bersama – sama kita saling asah asih asuh urang silih sesengitan biar damai,” pungkasnya. Red/Wawan