Perdhaki Gelar Jambore Anti Malaria di Kabupaten Sumba Barat

Putraindonews.com – NTT | Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (PERDHAKI) laksanakan kegiatan Jambore Anti Malaria di Kabupaten Sumba Barat selama 3 hari terhitung mulai 25-27 September 2023.

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang sangat mempengaruhi angka kematian dan kesakitan bayi, anak balita dan ibu hamil serta dapat menurunkan produktivitas masyarakat.

Oleh karena itu program malaria masih menjadi prioritas ditingkat nasional maupun global. Berdasarkan World Malaria Report tahun 2022, secara global diperkirakan ada 247 juta kasus malaria pada tahun 2021.

Indonesia menyumbang proporsi tertinggi dari kasus yang dilaporkan di wilayah Asia tenggara sebesar 254.055 kasus (49,6%) dari total kasus di wilayah Asia Tenggara.

Kasus malaria 94% ditemukan di kabupaten/kota endemis tinggi terutama di Provinsi Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Pada umumnya daerah endemis malaria terletak di daerah-daerah terpencil dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat masih rendah, transportasi dan komunikasi masih relatif sulit.

Hal ini kemudian mendorong PERDHAKI (Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia) untuk terlibat dalam proses pemberantasan penyakit malaria di Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Dengan dukungan dana Global Fund, PERDHAKI terlibat dalam program percepatan pemberantasan dan eliminasi malaria di Kawasan Timur Indonesia.

Hingga saat ini, PERDHAKI telah merancang berbagai program inovatif dan bersinergi dengan semua stakeholder pemerintah dan elemen masyarakat untuk percepatan eliminasi malaria di Kawasan Nusa Tenggara Timur dan Sumba Barat khususnya.

Dengan pendekatan yang berbasis pada pemberdayaan dan penggerakan masyarakat, PERDHAKI merancang berbagai program yang dijalankan oleh masyarakat secara mandiri dan berdampak langsung kepada masyarakat

BACA JUGA :   Presiden Jokowi Tegaskan Netralitas TNI Harus Dijaga

Di wilayah Sumba barat program malaria Perdhaki sudah melakukan intervensi program, melalui SSR PSPP Waikabubak sebagai lembaga implementor sejak bulan Maret tahun 2021 dengan membentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masayarakat serta membentuk kader Juru Malaria Desa, dan sampai saat ini Program Malaria Perdhaki sudah membentuk 8 Upaya kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), dan melatih 32 tenaga kesehatan puskesmas sebagai pendamping kader dan 195 Kader Juru Malaria Desa aktif, yang tersebar di 63 desa dan 11 kelurahan di kabupaten Sumba Barat.

Dengan pendekatan berbasis pemberdayaan masyarakat, komunikasi perubahan perilaku dan advokasi, Program Malaria PERDHAKI berupaya membangun Program Malaria yang berkelanjutan dengan mendorong masyarakat sebagai subyek perubahan.

“Program Malaria Perdhaki juga berupaya mendorong lahirnya gerakan bersama yang melibatkan berbagai seluruh lapisan masyarakat serta stakeholder dalam berbagai strategi percepatan eliminasi malaria,” ungkap Oktovianus Hans Maure selaku Ketua Panitia. Senin (25/9).

Oleh karena itu untuk menjaga kualitas pelaksanaan program dan mendapat dukungan semua pihak, maka perlu dilaksanakan Jambore Kader Malaria, sebagai wadah kampanye kader malaria untuk mengajak masyarakat berperilaku positif terhadap kesehatan, terutama tentang penyakit malaria.

Ary Hermawan selaku PR PERDAKI juga mengatakan bahwa Kader Malaria juga diharapkan akan memberikan motivasi serta merefresh dan meningkatkan kemampuan para kader tentang malaria guna mendukung upaya-upaya percepatan eliminasi malaria di kabupaten Sumba Barat.

BACA JUGA :   Rendam 13 Desa, 15.632 Warga Kutai Kartanegara Terdampak Banjir

“Tujuan dari kegiatan Jambore Malaria ini adalah sebagai wadah kampanye kader malaria untuk mengajak masyarakat berperilaku positif terhadap kesehatan, terutama tentang penyakit malaria dalam upaya percepatan eliminasi di kabupaten Sumba Barat,” tandasnya.

Atas terlaksananya kegiatan Jambore Anti Malaria, Bupati Sumba Barat Yohanis Dade berterima kasih dan apresiasi kegiatan ini.

“Terimakasih kepada Perdakhi dan Unicef Indonesia yang selama ini telah mendukung kader baik secara materi maupun moril dalam melaksanakan tugasnya,” ungkap Bupati dalam naskah sambutannya yang dibacakan Sekda Sumba Barat.

“Saya mengajak para kader dan pelayanan masyarakat pada fasilitas kesehatan khususnya puskesmas untuk meningkatkan penemuan kasus malaria secara dini dan merata di semua desa dengan target lebih dari 70% masyarakat yang diperiksa serta memastikan kualitas sumber daya manusia yang terampil, disiplin dan memiliki etos kerja yang jujur dan mulia sehingga kasus yang ditemukan ditangani secara tepat dan tuntas,” tambahnya lagi.

Adapun Peserta Jambore Anti Malaria: Kemenkes, Dinas Kesehatan Propinsi: Bupati, Wakil Bupati, Sekda, DPRD, Bappeda, DPMD, Dinas Pendidikan, DP5A, PKK Kabupaten, Bappeda, Kesbangpolinmas, Pol PP, Polri, Kominfo, Dandim, Kodim, Pimpinan Kecamatan, Kepala Puskesmas, Pendamping Kader JMD, Kader JMD, UKBM (8 desa), NGO, Unicef, Sumba Foundation, Lokalitbangkes, Insan Pers , Dinkes Sumba Barat, Dinkes SBD, Dinkes Sumba Tengah, Dinkes Sumba Timur, SSR RSK Lindimara, SSR DeWa, SSR Puspas, BP SSR PSPP, BP SSR PSPP, FF, CSO dan Staf ID, SSR SBD, SR PW KA Kupang. Red/Nov

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!