Bupati Serang Dorong Masyarakat Kelola Sampah Mandiri

PUTRAINDONEWS.COM

Serang-Banten | 21 Maret 2019. Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah terus mendorong masyarakat mengelola sampah secara mandiri dan didaur ulang menjadi lebih bermanfaat. Hal ini karena, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang sudah tidak punya tempat pembuangan sampah akhir (TPSA).

Menurut Tatu, sejak Kabupaten Serang memekarkan Kota Serang, TPSA Cilowong diserahkan kepada Pemkot Serang. Saat ini, daya tampung TPSA Cilowong mulai berkurang. “Kami mendorong masyarakat mengelola sampah secara mandiri. Kemudian diolah menjadi bahan yang bernilai manfaat,” kata Tatu saat meresmikan kelompok Kareo Mandiri Sejahtera (KMS) di Kampung Kareo Dukuh, Desa Kareo, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Rabu (20/3/2019).

KMS adalah kelompok masyarakat yang mengelola sampah permukiman secara mandiri. Kemudian berbagai sampah didaur ulang menjadi lebih bernilai ekonomi. Daur ulang yang dilakukan, antara lain sampah plastik bisa dibuat berbagai kerajinan tangan, dengan mesin pencacah, sampah plastik bisa dibuat bahan bangunan. Kemudian dari sampah pula, dihasilkan pupuk organik.

BACA JUGA :   BORONG SUSU KURMA, Wakil Bupati Gowa Dukung UMKM PKS Muda

Tatu menegaskan, Pemkab Serang akan membantu masyarakat yang mau mengolah sampah secara mandiri. Ia mengakui pada tahap awal, masyarakat biasanya bersemangat mengelola sampah secara mandiri. “Kami akan terus dorong, masyarakat untuk semangat mengelola sampah secara mandiri,” ujarnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang Sri Budi Prihasto menambahkan, sampah per hari dari 29 kecamatan di Kabupaten Serang yang bisa ditangani dan dibuang ke TPSA Cilowong mencapai 276 meter kubik. Sementara potensi sampah per hari dengan jumlah penduduk sekitar 1,4 juta jiwa, mencapai 672 ribu meter kubik per hari.

BACA JUGA :   Kesiapsiagaan, Kapolsek Kronjo Pimpin Personel Pos Pantau Pulo Cangkir

“Potensi sampah tersebut jika kita memakai teori satu jiwa berpotensi menghasilkan sampah setengah kilogram. Jadi kita harus berupaya menangani dan mengurangi sampah mulai dari warga,” ujarnya. Menurutnya, apa yang dilakukan KMS merupakan salah satu upaya penanganan sampah. Selain itu, warga bisa juga menangani dengan membakar dan mengubur sampah dengan baik.

Terkait mesin pencacah sampah yang produknya bisa menghasilkan bahan bangunan, menurut Budi, harus dilihat terlebih dahulu pangsa pasar dari produk tersebut. “Ini kita dalam tahap uji coba. Jika nanti pangsa pasar bagus, dan warga mau mengelola sampah secara mandiri, kita bisa perbanyak mesin pencacah sampah. Intinya sesuai perintah Ibu Bupati, kita akan perbanyak kelompok masyarakat yang mengelola sampah secara mandiri,” ujarnya.(**)

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!