Ketua DPP Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia Dukung Perubahan Persatuan Guru Republik Indonesia

***

Putraindonews.com – Jakarta | Ketua DPP AKSI (Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia) Dudung Nurullah Koswara (DNK) mengaku sangat mendukung perubahan pada organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Menurutnya, PGRI sebagai organisasi profesi guru harus terus transformatif. PGRI menurut DNK adalah organisasi yang iuran anggotanya cukup baik, karenanya jalannya organisasi pun harus baik.

“Saya sangat yakin bahwa para kepala sekolah se-Indonesia mayoritas sangat mendukung PGRI. Iuran PGRI itu mengalirnya dominan dari sekolahan,” kata DNK kepada Putraindonews, Rabu (22/2).

Ia mengaku kasihan pada anggota PGRI yang telah membayar iuran bila PGRI-nya kurang menyentuh harapan dan keinginan anggota.

BACA JUGA :   NYATA BERBUAT UNTUK MASYARAKAT, Bila Negara Memanggil Ir. H. Eddy Ganefo, MM Layak Jadi Menteri

Menurut DNK hal yang sangat disayangkan adalah kurang mesranya PB PGRI dengan Kemendikbud Ristek.

“PGRI yang sebentar lagi akan Konkernas di Samarinda tanggal 24 – 26 tahun 2023 harus memperlihatkan dinamika dan riuh rendah organisasi,” ucapnya.

DNK pun menilai adanya Ketua PGRI Provinsi yang mendeklarasi diri atas dukungan sejumlah provinsi adalah sangat baik. Dr. Syafii, katanya, adalah di antara contoh pemimpin yang punya keberanian berbeda dan punya prestasi terbaik di organisasi dan karirnya.

“Bila saat ini ada krisis kepercayaan pada pemimpin di PB PGRI wajar dan inilah dinamika dan dialektika organisasi. Organisasi terlihat hidup bila banyak bermunculan kader,” terang DNK.

BACA JUGA :   Mengenal Sosok Yulia Himawati, Ibu Dua Anak Yang Penuh Inspirasi dan Pekerja Tangguh 'Luar Biasa'

Ia menekankan agar organisasi jangan sampai menjadi entitas “Paduan Suara” yang semuanya apa kata pemimpin.

“Harus beda pendapat dan narasi demi kebaikan organisasi. DNK mengatakan hari tercipta karena ada siang dan malam. Begitu pun organisasi, akan ada pemikiran siang dan malam. Pemimpin hebat itu senang melihat anggota organisasi kritis dan tetap mengusung kolektif kolegial, bukan instruktif mono perintah. PGRI bukan organisasi yang dikelola secara gaya birokratik, melainkan kolektif kolegial humanis,” pungkasnya. Red/HS

***

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!