Pengamat Harap Perlu Pelibatan Perempuan dan Anak dalam Kebijakan Ekonomi dan Sosial

Putraindonews.com – Jakarta | Ketua Pusat Studi Agama, Lingkungan dan Perubahan Iklim, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Maila Dinia Husni Rahiem mengharapkan perlu adanya pelibatan perempuan dan anak dalam perumusan kebijakan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan.

Pada debat cawapres yang dilaksanakan Minggu 21 Januari, moderator membacakan pertanyaan dari panelis kepada Cawapres nomor urut 03, Mahfud MD, bahwa sejak 2014, terjadi perampasan 8,5 juta hektare wilayah adat, mengakibatkan 678 kasus kriminalisasi dan pemiskinan perempuan adat.

“Perempuan dan anak-anak memegang peranan krusial dalam pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan, demikian pula dalam konteks kebijakan lingkungan dan energi. Perempuan, sebagai tenaga kerja, pengusaha, dan pengelola utama dalam rumah tangga, memiliki pengaruh signifikan dalam ekonomi, termasuk di sektor informal dan pertanian,” katanya di Jakarta, Senin (22/1l/24).

BACA JUGA :   Cawapres Tanggapi Aturan Debat Masa Kampanye Pilpres 2024

Menurutnya, kebijakan yang mendorong kesetaraan gender dan memperhatikan aspek pendidikan bagi anak dalam penggunaan sumber daya alam dan energi terbarukan tidak hanya memajukan ekonomi, tetapi juga dapat memastikan keadilan dan keberlanjutan.

“Perlu ada fokus kebijakan pada kebutuhan anak-anak, khususnya untuk lingkungan yang lebih sehat, memastikan pembangunan yang adil dan menyeluruh, serta membuat kebijakan lingkungan yang memperhatikan aspek pendidikan, sehingga sejak dini anak sudah belajar bijak menggunakan energi, sadar lingkungan, dan bertanggung jawab dalam perilakunya yang dapat berdampak pada lingkungan,” ujar dia.

BACA JUGA :   Bawaslu Gelar Deklarasi Bersama Dukung Pemilu Ramah Difabel

Untuk itu, menurutnya, penting membuat kebijakan yang memperhatikan perempuan dan anak-anak demi menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan menjamin keberlanjutan jangka panjang untuk kesejahteraan generasi mendatang.

“Anak-anak dan perempuan adalah kelompok yang paling terdampak oleh bencana alam dan situasi krisis. Dalam konteks ini, kebijakan yang mempertimbangkan kebutuhan khusus mereka dapat meningkatkan ketahanan keluarga dan masyarakat terhadap keadaan darurat,” tandasnya. Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!