Tegas, Dewan Sebut JIS Dibangun untuk Kepentingan Olahraga Bukan Pesta Musik

Putraindonews.com – Jakarta | Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, menegaskan Jakarta Internasional Stadium (JIS) dibuat untuk kegiatan olahraga, bukan untuk pesta atau konser musik.

“Sekali lagi, JIS dibangun itu untuk kepentingan olahraga, bukan untuk kepentingan pesta-pesta musik besar,” kata Prasetyo di Jakarta, Kamis (6/7).

Hal tersebut dikatakan Prasetyo dalam rangka mendukung penuh Piala Dunia U-17 pada akhir tahun ini.

Prasetyo pun mengapresiasi campur tangan pemerintah pusat dalam membenahi JIS dari segi infrastruktur dan fasilitas.

Hal itu karena beberapa fasilitas JIS memang dinilai kurang memenuhi standar untuk menggelar Piala Dunia U-17.

BACA JUGA :   Gerindra Tegaskan Putusan MK Tidak Bisa Dibatalkan MKMK

Tidak hanya itu, Pemprov DKI beserta jajaran Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) terkait juga harus fokus memperbaiki akses pejalan kaki, kendaraan pribadi hingga transportasi umum untuk warga yang masuk ke dalam JIS.

Terkait adanya unsur politisasi JIS ketika pemerintah pusat melakukan campur tangan dalam melakukan perbaikan, Prasetyo menilai hal tersebut tidak benar.

“Pemerintah pusat mau bantu itu ya tidak ada salahnya. Kalau dimasukkan ke ranah politik, tidak karena kita mau ada Piala Dunia U-17,” jelas Prasetyo.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut untuk membenahi JIS di Tanjung Priok, Jakarta Utara harus dilakukan secara keroyokan.

BACA JUGA :   Panwaslu Kecamatan Nagrak, Siapkan Pasukan Untuk Pengawasan Logistik Pemilu 2024 nanti

“Kami harus melihat mana yang harus disempurnakan,” kata Heru ketika bersama Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) meninjau JIS, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (4/7).

Di lokasi yang sama, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan banyak ketidaksempurnaan JIS yang perlu perbaikan, salah satunya akses masuk yang saat ini cuma ada satu.

“Akses yang tersedia cuma ada satu, menurut saya ini berbahaya sekali sekuritinya. Apalagi lingkungannya ini lingkungan berpenduduk,” kata Basuki. Red/HS

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!