Pancasila Dianggap Masih Relevan ditengah Perubahan Situasi Geopolitik

Putraindonews.com – Depok | Menindaklanjuti Implementasi Pancasila pasca Reformasi, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial dan Politik FISIP Universitas Indonesia bersama Forum Komunikasi Purnawirawan TNI-POLRI melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan perwakilan bidang dan para akademisi dari berbagai Universitas di Indonesia, Depok, Sabtu 25 November 2023.

FGD dengan topik ‘Telaah 25 Tahun Implementasi Pancasila di Era Reformasi’ ini, bertujuan untuk menghasilkan naskah akademik berdasarkan telaah implementasi Pancasila selama 25 tahun berlakunya undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Sekjend Forum Komunikasi Purnawirawan TNI-POLRI, Letjen Purn. Bambang Darmono mengungkapkan bahwa, implementasi Pancasila pasca reformasi harus melihat pada kehidupan masyarakat, bangsa dan negara baik dari perspektif Pancasila sebagai falsafah ideologi bangsa sebagai ideologi negara maupun sebagai dasar negara.

“Dalam konteks falsafah hidup bangsa, Pancasila adalah nilai-nilai hidup yang diyakini sebagai kebenaran menurut masyarakat Indonesia serta menjadi rujukan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara,” ujar Letjen Purn. Bambang Darmono di Depok, Sabtu (25/11/23).

BACA JUGA :   Gubernur Tinjau Cabang Olahraga Drum Band Dalam Ajang PON XIX Tahun 2016

Lebih lanjut ia menjelaskan, konteks dasar negara Pancasila yakni pokok-pokok kaidah negara yang fundamental dan menjadi sumber dari segala sumber untuk menjadi Indonesia. Untuk menjadi pundak, undang-undang dasar 1945 harus dibentuk oleh pembentuk yang terdaftar serta merujuk pada Pancasila sebagai dasar negara.

“Apabila pundakannya saja, tidak dijiwai oleh Pancasila dapat dipastikan undang-undang turunannya akan semakin jauh dari nilai-nilai Pancasila itu sendiri,” tegasnya.

Sementara itu, Dekan FISIP Universitas Indonesia, Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto juga mengatakan, pendidikan Pancasila kepada generasi muda diperlukan rumusan yang tepat agar sampai kepada mereka dengan benar. Karena saat ini ada kesenjangan dan perbedaan pandangan mengenai Pancasila dengan anak-anak muda yang usianya 25 tahun ke bawah. Tentunya mereka memiliki cara pandangnya masing-masing dalam memahami Pancasila.

BACA JUGA :   Pemkab Sumba Barat Raih Tiga Kejuaraan Kinerja Terbaik Tahun Anggaran 2024

“Sekarang ini kan para generasi muda sangat mudah mendapatkan informasi dari google, youtube dan lainnya. Jadi perlu cara yang tepat dalam penyampaian materi Pancasila karena saat ini gadget dan internet koneksinya itu luar biasa pesat kemajuannya,” ucap Prof. Semiarto Aji Putranto.

Dekan Fisip UI ini menambahkan, bahan ajar Pancasila dengan menggunakan buku-buku teks sepertinya sudah tak relevan lagi saat ini. Sehingga perlu dicari cara yang tepat dalam mengajarkan Pancasila generasi milenial. Jadi, kata dia pembelajaran Pancasila perlu pengembangan materi-materi dalam pendidikan formal.

“Setelah 25 tahun pasca reformasi Pancasila sebagai dasar negara, hingga saat ini masih sangat relevan dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara meskipun situasi geopolitik dunia yang berubah,” kata dia. Red/Lina

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!