PANDEMI COVID-19, KUDU ; Tingkat Kepadatan Penduduk Cenderung Terkait Jumlah Kematian

PUTRAINDONEWS.COM

JAKARTA | Jumlah total kejadian meninggal dunia setelah terinfeksi Covid-19 di Indonesia, cenderung berkaitan dengan tingkat kepadatan penduduk.

Bahwasanya, Empat provinsi teratas dengan kasus terkonfirmasi yang diakumulasikan sejak Maret hingga 20 September 2020 mencerminkan hal tersebut.

Hal tersebut dirilis oleh KUDU sebuah lembaga yang fokus pada aktivitas analisis data, layanan solusi berbasis kecerdasan buatan/pembelajaran mesin yang didirikan di Jakarta oleh Ingki Rinaldi, Richard Vinc, dan Irendra Radjawali. Senin, 21/09/20

Lebih lanjut KUDU menjabarkan bahwa berdasarkan data pasien Covid-19 dari laman BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), yang diunduh pada Minggu (20/9/2020) malam, “diketahui DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat menempati tempat teratas.”

DKI Jakarta dengan 61.966 kasus terkonfirmasi akumulatif, Jawa Timur (40.708), Jawa Tengah (19.516), dan Jawa Barat (16.822). (Data lengkap tersaji di bagian bawah narasi)

Keempat provinsi tersebut memiliki jumlah kepadatan penduduk lebih tinggi dibandingkan enam provinsi lain dalam daftar 10 provinsi dengan jumlah kasus terkonfirmasi terbanyak.

BACA JUGA :   Dukung Penuh Pemberantasan Korupsi, Kapolri Kerahkan 1.800 Personil Terkait Upaya Jemput Lukas Enembe

Kepadatan penduduk merupakan ukuran hasil dari jumlah penduduk dibagi luas wilayah. Dikutip dari data kepadatan penduduk menurut provinsi yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS), DKI Jakarta pada 2019 lalu, memiliki kepadatan penduduk 15.900 jiwa per kilometer persegi.

Jawa Timur dengan 831 jiwa per kilometer persegi, Jawa Tengah (1.058), dan Jawa Barat (1.394).

Adapun, Enam provinsi lain, yakni Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Bali, Sulawesi selatan, dan Papua, memiliki jumlah kasus terkonfirmasi akumulatif yang lebih sedikit dibandingkan empat

provinsi di atas. Tingkat kepadatan penduduk di enam provinsi itu juga lebih rendah, jika dibandingkan dengan DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Kepadatan penduduk yang lebih tinggi, diduga membuat sebagian orang relatif sulit untuk mempraktikkan jaga jarak fisik (physical distancing).

Padahal, praktik physical distancing merupakan salah satu protokol kesehatan guna memutus rantai persebaran virus SARS-Cov-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Berdasarkan data yang dikumpulkan KUDU, dapat pula diketahui, walaupun di DKI Jakarta terdapat jumlah kasus terkonfirmasi tertinggi, namun Jawa Timur memiliki persentase meninggal dunia terbesar.

BACA JUGA :   Ramai Pemberitaan Zirkon Yang Diduga Tak Berizin, Gubernur Babel ; Pengiriman Tersebut Harus Sesuai Aturan

“Persentase meninggal dunia setelah terinfeksi Covid-19 di Jawa Timur mencapai 7,28 persen.” Ungkap KUDU

Sementara DKI Jakarta 2,49 persen. Kondisi ini dapat berarti sejumlah kemungkinan.

Sebagian di antaranya, boleh jadi, berhubungan dengan perbedaan jumlah tes, kondisi kesehatan orang-orang dengan penyakit tertentu sebelum terinfeksi COVID-19, kondisi tenaga kesehatan di provinsi tersebut, dan sebagainya.

Untuk memastikannya, masih dibutuhkan sejumlah dataset lain. KUDU akan terus memberikan hasil-hasil analisis terbaru, seiring dengan penambahan data yang KUDU peroleh.

KUDU secara periodik mengeluarkan hasil analisis data dan riset dengan berbagai topik.

Dengan tujuan sebagai bahan edukasi, diskusi, dan formulasi pengetahuan baru bagi kita semua di dalam era masyarat informasi.

Untuk kiranya bersama-sama mewujudkan ekosistem kecerdasan kolektif di tengah masyarakat yang saling terhubung dan berjejaring.

Lebih lanjut KUDU dapat diakses melalui website: kudukomunikasi.id. Red/Ben

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!