TANGGUL IRIGASI JEBOL, Seribu Hektar Sawah Terancam Kekeringan

PUTRAINDONEWS.COM

BENGKULU SELATAN | Lebih seribu hektar areal persawahan di Kecamatan Air Nipis dan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, bakal segera dilanda kekeringan pasca tanggul irigasi di Bendungan Air Nipis dijebol banjir bandang, Minggu (6/6/2021) sore.

Banjir bandang dipicu hujan deras selama tiga jam di perhuluan Sungai Air Nipis tersebut membawa material lumpur dan tunggul pepohonan, menghantam bendungan yang tengah direhab Balai WiLayah Sungai (BWS) Sumatera VII.

Kapolres Bengkulu Selatan Polda Bengkulu AKBP Deddy Nata SIK melalui Kapolsek Seginim IPTU Kusyadi SH MSi mengatakan, pihaknya telah mendatangi lokasi bencana guna mengidentifikasi tingkat kerusakan, serta mengimbau masyarakat setempat meningkatkan kewaspadaan.

“Terutama bagi pengguna jalan yang melintas di jembatan inspeksi bendungan (rawan roboh sewaktu-waktu-red) dan penghuni rumah di bantaran sungai dekat lokasi bencana,” ungkapnya, Minggu malam.

Berdasarkan pantauan petugas, lanjut Kusyadi, ini adalah kali keempat banjir bandang menerjang lokasi proyek rehabilitasi bendungan, dan jejak kerusakannya makin kentara.

BACA JUGA :   BMKG Prakirakan Beberapa Kota Besar Hari Selasa 11 April Dilanda Hujan

Banjir bandang sebelumnya hanya meluluhlantakkan tanggul pengaman galian proyek. Kini justru menjebol sisi bendungan yang belum sempat dikerjakan, yakni tanggul pembatas saluran irigasi primer menuju ke areal lebih seribu hektar sawah di dua kecamatan, Air Nipis dan Seginim.

Salah satu mandor proyek kepada wartawan mengakui, secara teknis jebolnya tanggul irigasi disebabkan penyempitan badan sungai karena terhalang tanggul pengaman proyek rehabilitasi. Dia berjanji akan segera berkoordinasi dengan pihak berkompeten guna menanggulangi kerusakan.

Terpisah, beberapa petani di Kecamatan Seginim mengungkapkan kekhawatirannya dengan kondisi irigasi tersebut. Sebab, sebentar lagi memasuki musim tanam dan ketersediaan air sangat penting.

“Tidak mungkin berubah jadi sawah tadah hujan. Semoga cepat diperbaiki,” harap Gunawan, petani padi di Desa Pajar Bulan, Kecamatan Seginim.

Kendati demikain, para petani sedikit bersyukur karena bencana tersebut terjadi saat mereka baru menuntaskan panen, tidak ada ketergantungan dengan air.

BACA JUGA :   Wapres Sebut Harapan Timnas U-20 Indonesia Masih Ada

“Kalau ini (terjadi-red) di tengah musim tanam, bisa fatal akibatnya,” cetus Ilham, petani lainnya.

Informasi terhimpun, Kecamatan Air Nipis dan Seginim adalah lumbung padi bagi Provinsi Bengkulu. Lebih dua ribu hektar sawah diairi menggunakan irigasi teknis, dan hanya sebagian kecil masih bertahan dengan tadah hujan.

Pengairan melalui irigasi teknis di dua wilayah tersebut sangat bergantung pada kondisi tiga bendungan di Sungai Air Nipis dan satu terusan irigasi di Sungai Bengkenang. Bendungan Air Nipis adalah penyumbang debet air terbesar untuk mengairi persawahan.

Meski bencana kali ini tidak berdampak puso, mayoritas petani khawatir musim tanam padi berikutnya bakal molor atau bahkan harus banting setir ke komoditi lain akibat perbaikan tanggul irigasi terlalu lama.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak-pihak berkompeten lainnya masih dalam upaya dikonfirmasi. Red/Ben

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!