KPU RI Sebut Penggunaan E-Coklit Pemilu 2024 Capai 75 Persen

***

Putraindonews.com – Jakarta | Anggota KPU RI Betty Epsilon Idroos menyebut penggunaan e-Coklit pada tahapan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih Pemilu 2024 di sejumlah provinsi telah mencapai 75 persen.

“Sekali lagi, berdasarkan e-Coklit yang kami terima, di beberapa provinsi bahkan sudah selesai di atas 75 persen,” ucap Betty dalam diskusi media bertajuk “Menelisik Kendala dan Solusi Pemutakhiran Data Pemilih Pemilu 2024” di Media Center Bawaslu RI, Jakarta, Rabu (1/3).

Ia juga menerangkan bahwa proses pelaksanaan e-coklit di lapangan sejauh ini terpantau berjalan lancar.

“Walaupun di awal terdapat beberapa penyesuaian yang dilakukan pantarlih lewat e-Coklit, semuanya sekarang sudah sangat lancar penggunaan e-Coklit di lapangan,” jelasnya.

BACA JUGA :   Beredar Luas, PUPR Tegaskan ; Hibah Penanganan 14 Jalan Di Blitar Senilai Rp229.5 Miliar Tidak Benar

Dalam kesempatan yang sama, Betty pun menjelaskan bahwa setiap 10 hari sekali para anggota pantarlih dikumpulkan oleh petugas pemungutan suara (PPS) untuk berdiskusi membahas perkembangan tahapan coklit di lapangan. Tahapan coklit pemilih Pemilu 2024 itu berlangsung mulai 12 Februari hingga 14 Maret.

“Selain itu, juga dibahas kalau ada kendala, solusi apa yang dibuat pantarlih. Kemudian, bisa juga mengoordinasikan semua persoalan kepada PPS untuk dikumpulkan. Kalau PPS perlu berkoordinasi, di atasnya itu bisa dilakukan berjenjang ke atas sampai menemukan solusi dari kendala coklit,” tuturnya.

BACA JUGA :   Semen Indonesia Bagikan 1.535 Paket di Kebomas Gresik

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Neni Nur Hayati mengungkapkan bahwa berdasarkan pemantauan yang dilakukan oleh pihaknya ditemukan sejumlah kendala dalam penggunaan e-Coklit.

“Ketika teman-teman di DEEP Indonesia melakukan cross check di lapangan, di beberapa provinsi ditemukan di e-Coklit, misalnya server down dan tidak sinkron antara e-Coklit dengan form A model daftar pemilih. Itu yang kemudian menyebabkan permasalahan daftar pemilih,” ungkap Neni. Red/HS

***

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

error: Content is protected !!